SURABAYA, tretan.news
“Anda siapa? Saya tidak kenal Anda. Kalau ada masalah langsung ke POLDA saja… ”
Suara itu menggelegar bagai petir di siang bolong.
Tak menyisakan tetes gerimis.
Sebuah pepesan kosong
Mengurai kalimat tragis.
Berlembar lembar ijazah
Tersimpan di lemari
Di raih dengan susah payah
Menjadi tak berarti
Armuji tentu tidak sendiri
Ada banyak pasukan menanti
Hingga tabir terkuak
Mata akan terbelalak
Di depan aparat terkait
Kesombongan itu masih berkelit
Ibarat sandal jepit
Nempel di kaki sang pengarit
Sesaat Surabaya hari ini
Membusungkan dadanya
Surabaya bukan ikan teri
Surabaya sang pemberani
Arek Suroboyo ojok dikuyo kuyo
Nek gak pengen uripmu sengsoro
Surabaya hari ini,
Fluktuasi ekonomi jumpalitan
Dalam nyanyian sunyi
Para juragan Pusat pembelanjaan
Meski tak semua bisa bertahan
Atas gempuran siluman
Tetap saja arek Suroboyo butuh hiburan
Berjalan jalan diantara lampu yang gemerlapan
Warkop warkop mulai seiman
Dengan lampu gentayangan
Menerangi setiap sudutnya
Tanpa ada yang tersisa
Tua muda duduk seirama
Tanpa batas
Tanpa kelas
Tanpa ras
Perekonomian kota menggeliat
Cepat terkadang tersendat
Bukan karena kualat
Tapi berjalan pada saat yang tepat
Surabaya hari ini,
Tersenyum dalam kekalutan
Dalam angin yang bersahutan
Menimpa ruhnya yang kedinginan
Sebuah aksi di Grahadi dihadapi dengan keji
Anak anak muda dianggap pembenci negeri
Mereka diburu bak teroris
Tanpa tahu hatinya menangis
Negeri sedang tak baik baik saja
Hati terluka oleh manipulasi data
Retorika kosong melompong
Menjadi saksi negeri yang ompong
Bersiaplah menanti teriakan histeris
Tanpa tangis
Tanpa mengemis
Tanpa bengis
Surabaya hari ini,
Sebuah gerakan menuju halaman baru
Rumah sejarah yang diburu
Rumah budaya yang penuh haru biru
Rumah tempat ibu Pertiwi menanamkan laku
Laku kebangkitan arek Suroboyo
Adalah sebuah kerja literasi dan aktualisasi diri
Adalah kerja mengasah hati nurani
Adalah kerja menyelamatkan negeri dari manipulasi dan ambisi
Surabaya, 11 Mei 2025
Merdeka!!!