DPMD Kab. Bangkalan Seolah Melakukan Pembiaran, Terkait Laporan Rawahid

Politik754 Dilihat

Bangkalan, tretan.news – Puluhan Warga desa Langkap kecamatan Burneh kabupaten Bangkalan telah mendatangi kantor pemerintah kabupaten Bangkalan guna untuk meminta keadilan terhadap salah satu Bacakades yang diskualifikasi oleh P2KD Desa Langkap.

Alasan di diskualifikasi oleh P2KD di karenakan nilai uji kompetensi sangatlah minim, Namun dari kenyataan yang ada di lapangan, Salah satu calon yang bernama Rawahid ini sudah mencapai nilai nomer 3 (Tiga) tertinggi dari 10 calon yang ada.

“Nilai pak RAWAHID itu nomer 3 (tiga) tertinggi dari 10 calon yang ada, namun kenapa kok bisa di diskualifikasi. Apakah adanya Mal Politik di tubuh P2KD Desa Langkap, sebab RAWAHID sudah menyetorkan surat pengalaman kerja sebagai mantan purnawirawan TNI AL, namun surat tersebut dikembalikan oleh P2KD,” ucap Hendra selaku kuasa hukumnya, Senin (16/10/2023).

Tujuan dari kedatangan warga tersebut, hanya meminta keadilan serta mencari solusi agar tidak terjadi keributan pada saat Pilkades dilaksanakan.

“Kami cuma mengadakan Audensi dengan pemerintah kabupaten Bangkalan yang membidangi politik serta dinas DPMD untuk membuka ruang untuk aduan yang terjadi pada saya, mengenai ketidak netralitas P2KD Desa Langkap yang tugasnya hanya sebagai penyelenggara saja bukan malah ikut Campur didalamnya,” kata RAWAHID saat ditemui wartawan di kantor pemerintah kabupaten Bangkalan.

Pengusung Rawahid dari Desa Langkap akan datang lebih banyak lagi apabila belum menemukan titik terang baik dari PJ Bupati Bangkalan maupun dinas DPMD kabupaten Bangkalan.

“Sudah berlarut-larut masalah ini belum ada tindakan yang tegas dari pemerintah kabupaten Bangkalan. Kami hanyak meminta hak saya sebagai calon kepala desa untuk ikut kontestan. Mengapa tidak di proses bagi oknum yang melakukan tindak kejahatan. Apakah semuanya sudah masuk Angin…?,” Imbuhnya RAWAHID.

RAWAHID merasa pertemuan dengan DPMD dan TFPKD yang diwakilkan kepada PLT DPMD Pak Rudi tidak ada kejelasannya, “Seolah ada pembiaran, faktanya setelah kami di terima oleh Asisten tadi pada saat audensi, Asisten juga belm tau, belum ada laporan terkait hal tersebut, seolah olah ini memang sudah di setting secara sistematis.” Tambah Rawahid.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *