Bangkalan, tretan.news – Dalam dunia jurnalistik, sering terjadi mis komunikasi dengan narasumber, termasuk aparatur penegak hukum. Salah satu contohnya adalah mis komunikasi yang terjadi antara awak media di wilayah Pokja Kabupaten Bangkalan dengan pihak kepolisian, yang menyebabkan pemberitaan dinilai kurang akurat.
“Demi terciptanya kemitraan dengan institusi Polri, setiap ada pergantian pimpinan, kami dihimbau untuk menghadap dan memperkenalkan diri. Waktu itu kami ingin menghadap Kasatlantas Polres Bangkalan yang baru untuk menjalin hubungan kemitraan. Di tengah kesibukan beliau, kami mendapati wartawan dari Surabaya yang baru saja bertemu dengan beliau,” kata salah seorang wartawan.
Sekitar satu minggu kemudian, awak media yang berinisial M menerima keluhan dari pengendara sepeda motor mengenai truk-truk pengangkut batu atau sertu yang tidak ditutupi terpal, menyebabkan debu yang mengganggu pengendara di belakangnya.
“Untung saja tidak terjadi kecelakaan, karena debu batu kapur tersebut sangat perih jika kena mata,” ucap M.
Setelah dilakukan klarifikasi, Kasatlantas Polres Bangkalan beserta KBO Lantas menyatakan, “Saya tidak pernah menghindar dari wartawan. Namun karena kesibukan tugas, saya arahkan ke KBO Lantas terlebih dahulu,” tegas Kasatlantas pada Kamis (04/07/2024).
Awak media berinisial M, sesuai arahan dari Kasatlantas, berusaha menghubungi KBO Lantas Polres Bangkalan kembali beberapa pekan kemudian. Namun, KBO Lantas tidak merespons atau membalas pesan WhatsApp-nya, sehingga pemberitaan dinaikkan.
“Bukannya tidak merespons telepon, tapi lagi ada kegiatan. Kami tekankan bahwa kemitraan dengan wartawan selama ini berjalan baik. Segala informasi yang disampaikan masyarakat selalu ditindaklanjuti dan tidak ada tebang pilih. Suksesnya pelaksanaan tugas banyak juga dibantu oleh jurnalis. Kami selalu responsif dalam menerima informasi yang disampaikan wartawan yang dinilai demi kepentingan masyarakat,” ucap KBO Lantas IPDA Nurcahyo.