SAMPANG, tretan.news — Debat Kandidat Pilkada Sampang yang digelar KPU pada Senin malam, 4 November 2024, di Gedung JTV berlangsung panas. Suasana semakin memanas setelah salah satu pasangan calon (Paslon) menuduh rivalnya menyebarkan hoaks terkait proyek preservasi jalan Kedungdung–Bringkoning dan Tambelangan–Banyuates.
Tuduhan hoaks ini muncul setelah Paslon tersebut menyatakan dalam debat bahwa proyek jalan tersebut mendapat penolakan, sehingga anggarannya belum dicairkan.
Menanggapi klaim ini, Nurhasan, Ketua Forum Sampang Hebat (Forsa), meluruskan bahwa tidak ada penolakan resmi terhadap proyek tersebut. Ia justru menilai penundaan terjadi karena lemahnya pengawasan proyek setelah kepemimpinan berganti dari H. Slamet Junaidi ke Pj Bupati Rudi Arifianto.
“Proyek ini sebenarnya sudah disetujui pemerintah pusat atas pengajuan H. Slamet Junaidi, bahkan proses lelangnya sudah selesai. Namun, setelah kepemimpinan berpindah ke Pj Bupati, proyek ini tertunda dan tidak berjalan sesuai rencana,” jelas Nurhasan.
Nurhasan juga menyoroti peran Ormas PROJO yang sempat mengajukan audiensi terkait masalah administratif proyek tersebut. Ia menegaskan bahwa audiensi tersebut seharusnya tidak menjadi hambatan utama bagi kelanjutan proyek.
“Audiensi PROJO hanya soal administratif dan seharusnya bukan alasan besar untuk menunda proyek ini,” katanya.
Lebih lanjut, Nurhasan menyatakan bahwa tuduhan hoaks yang dilontarkan tersebut merupakan upaya Paslon tertentu untuk mengalihkan perhatian dari ketidakmampuan mereka dalam mengawal proyek yang penting bagi masyarakat.
“Proyek ini mestinya menjadi prioritas, tapi sayangnya malah terhambat oleh lemahnya pengawasan pemerintah setempat,” tegasnya.
Ia menutup pernyataannya dengan kritik tajam, “Alih-alih fokus pada solusi, mereka justru menyalahkan pihak lain dan mengalihkan isu.” pungkasnya.