Tuntas Ekskavasi Saluran Air Tertutup di Bulusari, Lubang Bekas Galian Ditutup Kembali

PASURUAN, tretan.news – Selama lima hari Ekskavasi lanjutan saluran air tertutup di Dusun Blimbing, Desa Bulusari, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan akhirnya tuntas hari sabtu (09/11/2024).

Berbeda dengan 2021 lalu, ekskavasi kali ini, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) hanya mencari titik hulu dan hilir. Usai menemukan batu batanya, lubang galian ditutup kembali.

“Memang tidak digali semua. Kami mencari titik hulu dan hilirnya. Penggalian sebatas sampling. Kalau sudah ketemu, ditutup kembali,” tutur Arkeolog BPK Nurmala.

Selama 5 hari, tim ekskavasi menemukan titik saluran air terjauh berada 100 meter di sebelah selatan lokasi ekskavasi pertama. Menurut Nurmala, alat tes speed-nya tak mendeteksi keberadaan saluran air selain di titik tersebut.

“Bukan berarti titik ini dipastikan hulu ya. Kami tidak berani menyimpulkan seperti itu, karena tugas kami dibatasi waktu. Selama 5 hari ini, titik inilah yang terjauh,” ungkapnya.

Pantauan awak media tretan news,
titik terjauh yang digali cukup dalam. Sekitar 4 meter. Sampai tengah hari, bentuk batu batanya baru terlihat samar.

“Kita gali sampai bentuknya terlihat jelas. Setelah itu kita dokumentasikan dan selanjutnya ditimbun tanah kembali,” paparnya.

Lebih lanjut ia menerangkan, saluran air tertutup akan dibiarkan sesuai fungsinya, yakni gorong-gorong. Untuk bukti keberadaan saluran kuno tersebut, cukup diwakili hasil ekskavasi pertama.

“Hasil ekskavasi pertama sudah cukup mewakili bahwa di desa ini ada saluran air kuno. Karena fungsinya memang layaknya gorong-gorong. Jadi biarkan tertimbun,” pungkasnya.

Sebagai informasi, pada akhir 2020 lalu, sejumlah pemuda Bulusari menemukan tumpukan batu bata yang tersusun rapi. Lokasinya di dekat sungai dan berada di saluran irigasi sawah.

Temuan ini kemudian ditindaklanjuti oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (sekarang BPK) dengan melakukan ekskavasi.

Hasil ekskavasi menyebutkan temuan itu adalah saluran air tertutup. Diduga peninggalan Mpu Sindok pra Majapahit sekitar tahun 927-949 M. Sedangkan batu batanya memiliki ukuran panjang 38 cm, lebar 22 cm, dan tebal 8 cm.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *