Semeru Erupsi 41 Kali dalam 6 Jam, Letusan Paling Lama 2 Menit

Berita, Peristiwa63 Dilihat

MALANG, tretan.news – Gunung Semeru di Jawa Timur kembali erupsi lebih dari 41 kali dalam periode 6 jam. Kabar erupsi tersebut disampaikan melalui situs resmi magma.esdm.go.id.

Laporan petugas Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur Liswanto menjelaskan erupsi pada hari ini, periode 06.00 hingga 12.00 WIB terjadi sebanyak 41 kali dengan amplitudo 14-23 mm dan lama gempa 80-125 detik.

“1 kali gempa guguran dengan amplitudo 4 mm dan lama gempa 57 detik. Serta 1 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2 mm, dan lama gempa 23 detik,” tulis laporan Liswanto melalui laman resmi Magma ESDM.

Sebelumnya, dalam rilis resmi Kementerian ESDM Badan Geologi pada dini hari tadi sekira pukul 00.42 WIB, teramati guguran lava pijar di Gunung Semeru dengan jarak luncur 2.500 meter ke arah Besuk Kobokan.

Pengamatan visual pada 10 Juni 2024, pukul 00.00—06.00 WIB menunjukkan bahwa kejadian guguran lava pijar teramati sebanyak 28 kali dengan jarak luncur 1.000—2.500 meter ke arah Besuk Kobokan.

“Aktivitas G. Semeru memperlihatkan bahwa aktivitas erupsi, awan panas dan guguran lava masih terjadi, namun secara visual jarang teramati karena terkendala dengan cuaca yang berkabut,” demikian penjelasan dalam rilis resmi yang dikutip X @info_semeru, Senin (10/6).

Selain berpotensi terjadi awan panas, soal erupsi Gunung Semeru, juga rentan terjadi aliran lahar mengingat curah hujan yang cukup tinggi di  Semeru.

“Akumulasi material hasil erupsi (letusan dan aliran lava) berpotensi menjadi guguran lava pijar, atau pun awan panas,” jelasnya.

Material guguran lava dan atau awan panas yang sudah terendapkan di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak  Semeru juga berpotensi menjadi lahar jika berinteraksi dengan air hujan.
Selain itu, interaksi endapan material guguran lava atau awan panas yang bersuhu tinggi dengan air sungai akan berpotensi terjadinya erupsi sekunder.

Dalam periode Senin (10/6), jumah gempa yang terekam menunjukkan bahwa aktivitas kegempaan di Gunung Semeru masih tinggi, terutama gempa letusan, guguran dan harmonik.
Gempa vulkanik dalam dan harmonik yang masih terekam mengindikasikan masih adanya suplai di bawah permukaan Gunung Semeru bersamaan dengan pelepasan material ke permukaan serta adanya proses penumpukaan material hasil letusan di sekitar Kawah Jonggring Seloko.

“Pemantauan deformasi dengan peralatan Tiltmeter dan GPS kontinyu pada akhir periode pengamatan relatif datar yang menunjukkan tidak terjadinya peningkatan tekanan. Tetapi pada Mei 2024 terlihat pola inflasi yang mengindikasikan adanya peningkatan tekanan pada tubuh gunung api,” demikian penjelasan Badan Geologi.

“Kondisi ini berkorelasi dengan terjadinya perpindahan tekanan dari dalam tubuh gunung api ke permukaan bersamaan dengan keluamya material saat terjadi erupsi,” imbuh keterangannya.

Karena status Gunung Semeru masih berada di Level III atau siaga, petugas juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

“Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak,” imbau Liswanto.

Selain itu, Liswanto meminta masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak gunung api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

“(masyarakat diharapkan) Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak gunung api Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” pungkas Liswanto.

Hingga saat ini, erupsi Gunung Semeru masih terjadi. Paling anyar, terjadi pada pukul 15:54 WIB. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 116 detik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *