Gus Ferry Husnul Ma’ab: Warisan Lembut dari Jalan Sunyi Para Wali

Penulis : Nawar

Artikel, Berita, Religi159 Dilihat

SURABAYA, tretan.news – Di tengah hingar bingar dunia yang semakin gemar mengejar pengakuan dan sorotan, hadir sosok muda yang justru tampil berbeda dengan tenang, sederhana, dan penuh cinta: H. Agus Ferry Husnul Ma’ab, atau yang lebih akrab disebut Gus Ferry.

Ia bukan hanya pewaris darah dari dua tokoh besar, KH. Hamim Jazuli (Gus Miek), sang kakek yang kharismatik, dan K.H. Agus Sabuth Panoto Projo, sang ayah yang dikenal sangat lembut dalam berdakwah.

Lebih dari itu, Gus Ferry adalah pewaris ruh perjuangan spiritual yang dititipkan kepada keluarga besar ini: sebuah amanah untuk menebar cahaya Al-Qur’an dan dzikir di tengah umat yang haus keteduhan.

“Beliau tidak pernah membanggakan nasabnya, tidak mencari validasi dunia, apalagi menunjukkan kekerasan dalam dawuh atau tutur katanya,” ujar seorang jamaah Majelis Dzikrul Ghofilin di Jawa Timur.

Kelembutan Gus Ferry bukan sekadar sikap, tapi cermin dari laku hidup yang diwarisi dari Gus Sabuth dan Gus Miek. Dalam setiap majelis, tutur katanya menyejukkan.

Dalam setiap pertemuan, wajahnya memancarkan ketenangan. Dalam setiap langkah, ia berjalan dalam semangat dakwah yang tidak pernah memaksa, melainkan merangkul.

Kini, di usianya yang masih muda, Gus Ferry menjadi tonggak utama perjuangan syi’ar Majelis Sema’an Al-Qur’an dan Dzikrul Ghofilin Jantiko Mantab. Hampir setiap hari, beliau berpindah dari satu kota ke kota lainnya.

Tidak untuk ketenaran, melainkan untuk menjemput umat yang haus akan siraman rohani, doa, dan petunjuk hidup dalam nafas thariqah.

Perjuangannya tidaklah mudah. Ia meninggalkan keluarga tercinta, waktu istirahatnya, dan kenyamanan pribadi demi menapaki jalan sunyi para wali. Jalan yang dipenuhi pengorbanan, namun penuh cinta dari langit.

Namun Gus Ferry memilih sabar, memilih ikhlas.
“Siapa yang berjalan di jalan para wali, maka Insya Allah akan dibukakan baginya cahaya seperti para wali,” dawuh salah satu ulama yang dulu dekat dengan Gus Miek.

Dan tampaknya, cahaya itu kini menyala dalam pribadi Gus Ferry.

Semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan, kesehatan, dan keistiqamahan kepada Gus Ferry dan ayahandanya, Gus Sabuth Panoto Projo, untuk terus membimbing umat menuju ridha-Nya.

Nawaitu nderek Gus Miek
Karena bersama para pewaris nabi, langkah kita akan lebih terarah, dan hati kita lebih mudah untuk kembali pulang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *