Catatan Stunting Semester Kedua di Gempol: Semua Mengalami Penurunan, Desa Kejapanan Mengalami Kenaikan Signifikan

PASURUAN, tretan.news – Prevalensi stunting semester kedua di Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan menunjukan grafik yang cukup bagus. Semua desa mengalami penurunan, kecuali Kejapanan dan Ngerong.

Dalam Rapat Monev TPPS di Aula Kecamatan Gempol, Selasa siang (22/10/2024), terungkap prevalensi stunting di Ngerong naik. Per Februari 2024 berada diangka 1,8%. Prevalensi ini naik menjadi 2,22% pada Agustus 2024.

Kenaikan lebih signifikan terjadi di Desa Kejapanan. Desa dengan penduduk terpadat se kecamatan Gempol ini mencatatkan prevalensi pada Februari sebesar 1,3%. Lalu Agustus naik menjadi 2,57%.

Menurut Kades Kejapanan Randi Saputra, kenaikan ini terjadi karena adanya tambahan angka stunting dari bayi-balita warga baru yang ber-KTP bukan Kejapanan. Ia menyebut, mobilitas keluar-masuk warga baru di desanya memang cukup tinggi.

“Banyak data yang masuk dan bukan KTP Kejapanan. Ada yang ngekos, ngontrak, sehingga menambah prevalensi. Namun, pastinya akan kami evaluasi lagi,” jelasnya.

Kenaikan ini menjadi perhatian dari Kabid KB dan K3 Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), dr.Ella Sandra Iswari.

Perempuan yang akrab disapa Ella ini meminta segera ada evaluasi. Baik penanganan bayi-balita maupun pencatatan data stunting.

“Karena data ini tersaji hasil catatan kegiatan di bawah. Jadi tolong dievaluasi lagi. Mungkin bisa juga meminta kepada Pak Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk membantu mengerahkan bayi-balita yang tidak hadir saat posyandu,” paparnya.

Di sisi lain, Ella juga menyoroti prevalensi stunting di Kecamatan Gempol yang berada pada angka 3,36%. Secara angka, sambungnya, angka itu kecil. Namun, bila melihat jumlah riil-nya, angka itu masih besar. Berkisar 277 balita.

“Di Gempol stunting-nya 3,36 persen. Kecil. Tapi kondisi riil, itu sejumlah 277 balita. Jelas masih banyak. Maka itu kami titipkan kepada kades, kader posyandu, dan stakeholder lainnya untuk berupaya kembali. Karena stunting ini tak bisa diatasi sendiri,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *