SURABAYA, Tretan.News – Pertemuan rutin Serikat Pedagang Kaki Lima (SPEKAL) Surabaya pada Minggu (14/9/2025) di Sentra Wisata Kuliner (SWK) Gayungan berlangsung meriah sekaligus penuh makna.
Selain agenda utama konsolidasi organisasi, pertemuan ini juga menjadi ruang komunikasi antara pedagang kaki lima dengan pemangku kebijakan.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut anggota DPRD Kota Surabaya Komisi B, H. Budi Leksono, yang juga penasehat SPEKAL Surabaya. Hadir pula Ketua SPEKAL Jawa Timur H. Amin Pamungkas bersama jajaran pengurusnya, serta Ketua SPEKAL Surabaya Sucipto dan pengurus.
Kehadiran para tokoh ini memperkuat posisi SPEKAL sebagai wadah perjuangan Edukasi dan advokasi pedagang kaki lima di Surabaya.
Dalam sambutannya, Budi Leksono menegaskan pentingnya pola kerja sama antara pemerintah dan masyarakat.
“Pemerintah dalam hal ini seharusnya bertindak atas dasar usulan dan kebutuhan masyarakat, bukan semata-mata keinginannya sendiri. Karena aspirasi masyarakat itulah yang lebih mengetahui apa yang terbaik,” ujar politisi PDI Perjuangan yang akrab disapa Buleks.
Pernyataan itu menjadi sorotan utama dalam forum. Para pedagang menilai dukungan wakil rakyat dapat membuka ruang dialog yang lebih produktif terkait kebijakan pengelolaan sentra kuliner dan ruang usaha PKL di Surabaya.
Meski pertemuan ini juga diramaikan dengan perayaan ulang tahun empat anggota SPEKAL, yakni Solekan atau Toplex (SWK Dukuh Menanggal), Pak Sis (SWK Kembang Kuning), Bu Atik, serta Mbak Ita, agenda konsolidasi organisasi tetap berjalan sesuai rencana.
Kegiatan meriah itu justru mempererat solidaritas anggota, yang menjadi salah satu kekuatan SPEKAL.
Pertemuan rutin SPEKAL Surabaya kali ini menegaskan dua hal penting: perjuangan untuk kepentingan pedagang kaki lima tidak bisa dilepaskan dari sinergi dengan pemerintah, sekaligus perlunya penguatan solidaritas internal organisasi.
