Cegah Stunting, Bidan Polindes Batoporo Barat Gencarkan PMT untuk Ibu Hamil KEK

Penulis : Khoirul Umam

Berita, Daerah, Kesehatan139 Dilihat

SAMPANG, tretan.news – Upaya pencegahan stunting di wilayah pedesaan terus digalakkan. Salah satunya melalui program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK), seperti yang dilakukan oleh Bidan Polindes Desa Batoporo Barat, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang.

Program tersebut telah dilaksanakan sejak pertengahan Juni 2025 dan menyasar ibu hamil di wilayah rawan KEK, terutama di Dusun Mangar dan Dusun Tanjung. Hingga pertengahan Juli ini, tercatat sebanyak lima ibu hamil telah menerima bantuan PMT secara rutin.

“Kami hanya memberikan PMT kepada ibu hamil yang benar-benar masuk kategori KEK berdasarkan hasil pemeriksaan. Tidak semuanya dapat, karena ini sifatnya intervensi khusus bagi yang membutuhkan,” ungkap Bidan Halimatus sulaimah, petugas Polindes Batoporo Barat, saat dikonfirmasi pada Jumat (18/07/2025).

Bidan yang baik hati tersebut menjelaskan, bantuan PMT yang diberikan berupa nasi dan kue yang diberikan setiap hari selama empat bulan, baik diantar langsung oleh petugas maupun diambil ke Polindes.

“Ada lima bumil yang saya tangani. Mereka setiap hari mendapat makanan tambahan, termasuk nasi dan kue, agar kebutuhan gizi selama kehamilan terpenuhi,” tambahnya.

Lebih lanjut, bidan Ima kerap sapaan nya itu menuturkan bahwa pendampingan juga dilakukan melalui edukasi pola makan sehat dan pemeriksaan kehamilan secara rutin guna mencegah risiko bayi lahir dengan berat badan rendah serta komplikasi lainnya.

“Harapan kami, dengan intervensi ini, ibu tetap sehat dan bayi lahir selamat tanpa kelainan. Ini langkah kecil untuk masa depan yang besar,” jelasnya.

Program ini merupakan bagian dari upaya pencegahan stunting yang dicanangkan pemerintah melalui tenaga kesehatan di tingkat desa.

Langkah konkret Bidan Polindes Batoporo Barat ini diharapkan bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam menekan angka KEK sejak dini, sehingga dapat menciptakan generasi yang sehat dan bebas stunting di masa mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *