Tampil Perdana, Qisya Bawakan Macapat Tanpa Grogi di Pacinan Carat

Penulis : Hadi

Berita, Budaya, Daerah284 Dilihat

PASURUAN, tretan.news – Aqila Qisya Al Humairah,siswi kelas 6 SDN Carat 2, tampil memukau dalam perayaan Suroan yang digelar di Situs Pacinan, Dusun Raos, Desa Carat, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Kamis (10/7/2025) malam.

Pada penampilan perdananya membawakan Macapat, Qisya melantunkan tembang Kinanthi dengan tenang dan percaya diri. Meski baru pertama kali tampil di hadapan publik membawakan puisi tradisional Jawa tersebut, Qisya tidak menunjukkan tanda-tanda gugup.

“Alhamdulillah, tidak grogi sama sekali. Sudah terbiasa ikut lomba. Menyanyi dan Macapat sama-sama punya tantangan. Tapi menyenangkan,” ujar Qisya saat ditemui seusai tampil.

Gadis kelahiran 2013 ini diketahui sudah akrab dengan dunia seni sejak usia dini. Ibunya, Tri Agustiningsih, menyampaikan bahwa Qisya telah mengenal musik sejak usia 3 tahun.

Hadiah gitar dari seorang musisi keroncong menjadi pintu masuk awal Qisya ke dunia seni. Ia juga terbiasa mendengarkan tembang Macapat dari sang kakek.

Qisya mengaku kemampuan menembang Macapat didapat secara otodidak dengan belajar dari video-video di YouTube.

Barulah pada Januari 2025, orang tuanya mengikutkannya pada kursus vokal di Adindakids Pandaan dan bermain gitar secara formal.

Sejak itu, sejumlah prestasi berhasil diraihnya dari berbagai ajang lomba menyanyi dan musik di berbagai kota di Jawa Timur.

Kepala Desa Carat, Fatoni, turut memberikan apresiasi atas penampilan perdana Qisya dalam acara budaya tersebut.

“Sebagai kepala desa, saya sangat bangga atas munculnya bibit-bibit penerus seniman dan budayawan di Desa Carat. Anaknya memang multi talenta. Kami berharap Mbak Qisya terus belajar dan semangat melestarikan budaya,” ujarnya.

Penampilan Qisya malam itu dinilai sebagai salah satu bentuk regenerasi pelaku seni tradisi di tingkat desa. Di tengah arus budaya modern.

Kehadiran anak-anak muda seperti Qisya menjadi harapan untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya lokal, khususnya Macapat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *