SURABAYA, tretan.news – Dalam ruang seluas Sentra Wisata Kuliner (SWK) Jambangan di Surabaya, sebuah momen demokrasi yang autentik terukir. Kamis, 21 November 2024 mencatat sejarah kecil namun bermakna bagi para pedagang kaki lima (PKL), di mana mereka menggelar “pesta demokrasi” sederhana namun penuh semangat.
Tiga nama bersaing ketat dalam kontestasi kepemimpinan Serikat Pedagang Kaki Lima (SPEKAL) Surabaya:
1. H.M. Khoirul Maron (Incumbent, SWK Indrapura)
2. Abdul Kholik (SWK Bratang Binangun)
3. Sucipto (SWK Krembangan)
Masing-masing kandidat membawa visi dan harapan untuk membawa perubahan bagi komunitas pedagang kaki lima yang selama ini kerap terpinggirkan.
Pemilihan dikawal secara profesional oleh presidium sidang yang independen. Achmad Rony, praktisi hukum dari LBH Surabaya, bersama Syamsuri Ismail dan Ibu Mamik, mengawal proses pemungutan suara agar berlangsung jujur, adil, dan transparan.
Mereka membuktikan bahwa demokrasi bukanlah milik gedung-gedung megah, melainkan hidup di antara gerobak, lapak, dan semangat kebersamaan.
Hasil pemilihan mengejutkan:
– Sucipto: 13 suara
– H.M. Khoirul Maron: 9 suara
– Abdul Kholik: 6 suara
Sucipto, kandidat nomor tiga, berhasil memenangkan kontestasi kepemimpinan, menandakan bahwa dalam demokrasi, posisi atau “ranking” tidak selalu menentukan kemenangan.
Pergantian kepemimpinan ini lebih dari sekadar pergantian ketua. Ini adalah simbol kebangkitan spirit demokrasi di level grassroot, di mana setiap suara memiliki kekuatan untuk mengubah nasib.
Presedium sidang resmi mengetuk palu, mengukuhkan Sucipto sebagai Ketua Umum SPEKAL Surabaya periode 2024-2029, membuka lembar baru perjuangan pedagang kaki lima.
Dalam balutan kesederhanaan, perhelatan demokrasi di SWK Jambangan ini mengingatkan kita bahwa demokrasi sejati tidak memandang status, melainkan memberikan ruang setara bagi setiap suara untuk berbicara.
Selamat menempuh tugas, Sucipto. Semoga kepemimpinanmu membawa angin segar bagi para pedagang kaki lima Surabaya.