Tagihan Air Naik Usai Ganti Meteran, Awas dan PDAM Sampang Duduk Bersama Cari Solusi

Penulis : Khoirul Umam

SAMPANG, tretan.news – Kenaikan tajam tagihan air pasca pergantian meteran baru di sejumlah wilayah Sampang menuai keluhan warga. Untuk menindaklanjuti hal itu, Aliansi Wartawan Sampang (AWAS) menggelar audiensi bersama manajemen PDAM Sampang pada Selasa siang, 4 Juni 2025, dengan turut mendampingi salah satu pelanggan terdampak, Ibu Suryama, warga dari kawasan kota.

Dalam pertemuan yang berlangsung di kantor pusat PDAM, AWAS menyampaikan aspirasi dan kegelisahan masyarakat.

Salah satu yang mencuat adalah kasus Ibu Suryama, yang sebelumnya hanya membayar sekitar Rp180 ribu per bulan, namun setelah pergantian meteran, tagihannya melonjak menjadi lebih dari Rp600-900ribu.

 

“Saya ini bukan orang kaya, suami saya kena stroke dan anak saya sedang opname di rumah sakit. Bagaimana saya bisa membayar tagihan air sebesar Rp600.000 hingga Rp900.000 per bulan?” ujar Suryama dengan suara bergetar sambil menangis di hadapan manajemen PDAM dan jajaran.

Suryama, yang sehari-hari berjualan gorengan, mengaku tidak pernah menggunakan air secara boros. Ia hanya menyalakan air pada pagi dan malam hari.

Namun tagihan tetap melonjak tinggi hingga akhirnya sambungan air ke rumahnya diputus karena dianggap menunggak.

“Tolonglah Pak, sambungkan kembali meteran air saya. Masa saya harus mengandalkan air sumur dan numpang ke tetangga untuk kebutuhan sehari-hari?” pintanya dengan nada memohon.

Ketua AWAS, Achmad Jumaadi , menegaskan bahwa kasus seperti yang dialami Ibu Suryama tidak berdiri sendiri. Banyak warga dari berbagai wilayah, baik kota maupun desa, mengeluhkan hal serupa.

Bahkan, beberapa di antaranya sudah mencoba mencari penjelasan ke kantor PDAM, namun belum mendapat jawaban yang memuaskan.

“Ini bukan kasus satu-dua orang. Kami menerima banyak laporan soal lonjakan tagihan yang tidak masuk akal. Warga merasa dirugikan, dan perlu ada transparansi dari pihak PDAM,” tegasnya.

Achmad Jumaadi, juga menyampaikan keprihatinannya. Ia mendesak PDAM untuk segera memberikan solusi konkret atas permasalahan yang dialami Suryama dan warga Sampang lainnya

“Ibu Suryama ini jelas tergolong warga kurang mampu. Seharusnya PDAM hadir memberi kemudahan, bukan menambah beban. Kami minta ada kebijakan khusus untuk kasus seperti ini,” tutup Jumaadi.

Menanggapi hal tersebut, manajemen PDAM Sampang menjelaskan bahwa pergantian meteran dilakukan demi akurasi pencatatan pemakaian air. Meteran lama disebutkan sudah tidak presisi karena usia pakai yang cukup lama.

“Meteran baru yang kami pasang telah melalui proses kalibrasi dan sesuai dengan standar nasional. Kami paham lonjakan tagihan ini menimbulkan pertanyaan, namun ini bagian dari upaya memperbaiki akurasi,” ujar salah satu pejabat PDAM.

Meski begitu, pihak PDAM membuka diri terhadap laporan warga yang merasa keberatan. Menanggapi hal itu, pihaknya siap mengambil langkah cepat.

Ia menduga tagihan tinggi tersebut selain disebabkan pergantian meteran yang baru juga adanya kebocoran pada saluran pipa milik Ibu Suryama. PDAM berjanji akan segera melakukan pengecekan ulang serta pengukuran ulang jalur pipa dari meteran ke rumah Suryama.

“Kami akan bantu meringankan tagihannya. Besok tim kami akan turun langsung ke lapangan untuk melakukan pengukuran dan perbaikan jalur pipa yang baru. Terima kasih kepada rekan-rekan AWAS atas masukannya,” ujarnya.

PDAM juga mengimbau warga untuk lebih hemat dan berhati-hati dalam menggunakan air. Karena sistem meteran yang baru mencatat setiap pemakaian secara real-time, maka akumulasi penggunaan sekecil apa pun akan berpengaruh pada tagihan.

AWAS menyatakan komitmennya untuk terus mendampingi masyarakat dalam isu-isu pelayanan publik, termasuk memastikan akses terhadap air bersih yang adil, terukur, dan berpihak pada kepentingan rakyat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *