Selama 2 Hari Meriahkan Idulfitri, Sampang Guncang Madura Lewat Parade Musik Daol Combodug

Penulis : Khoirul Umam

Berita, Budaya, Daerah208 Dilihat

SAMPANG, tretan.news – Suasana Alun-Alun Trunojoyo Sampang berubah menjadi lautan manusia yang dipenuhi semangat dan kebahagiaan selama dua hari berturut-turut, Sabtu dan Minggu, 5–6 April 2025.

Ribuan masyarakat tumpah ruah untuk menyaksikan Parade Daol Combodug, sebuah pertunjukan seni musik tradisional Madura yang telah menjadi identitas dan kebanggaan masyarakat setempat.

Bupati Sampang, H. Slamet Junaidi, bersama Wakil Bupati Ahmad Mahfudz, hadir secara langsung dan membuka acara yang digelar dalam rangka memeriahkan suasana Idulfitri 1446 Hijriah.

Acara ini merupakan bagian dari agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Sampang, yang tidak hanya bertujuan sebagai hiburan rakyat, tetapi juga sebagai upaya mempererat silaturahmi antara pemerintah dan masyarakat.

Parade hari pertama menampilkan Daol Combo, dengan jumlah peserta mencapai 29 grup. Sementara hari kedua yang menampilkan Daol Dugdug, diikuti oleh 38 grup.

Total 67 grup seni dari berbagai wilayah di Sampang unjuk kebolehan menabuh irama dan menghidupkan suasana malam dengan penuh energi dan kekompakan.

Pagelaran ini diprakarsai oleh Paguyuban Combodug Sampang (PCS) yang bertindak sebagai panitia pelaksana, dan didukung oleh Aliansi Wartawan Sampang (AWAS) sebagai mitra media.

Di tengah gemerlapnya panggung yang dihias megah dengan lampu warna-warni dan ornamen khas Madura, masyarakat disuguhkan tontonan luar biasa: harmoni bunyi, visual dekoratif, dan semangat gotong royong dalam kesenian.

Tak hanya sekadar hiburan, Parade Daol Combodug juga menjadi ruang ekspresi budaya yang kuat, menghadirkan nuansa kultural Madura yang kental dan penuh makna.

Seni musik daol atau juga disebut ul-daul memiliki sejarah panjang sebagai musik rakyat. Dahulu, daol dimainkan oleh remaja kampung untuk membangunkan warga menjelang sahur selama Ramadan.

Namun kini, daol telah bertransformasi menjadi seni pertunjukan kolosal yang menggema dalam berbagai momentum penting di Madura, termasuk Hari Raya Idulfitri.

Musik daol menggabungkan unsur musik tradisional seperti tong-tong (kentongan) dan odrot, dengan sentuhan modern berupa instrumen tambahan dan permainan ritmis yang dinamis.

Tidak hanya telinga yang dimanjakan, penonton juga disuguhi visual memukau lewat parade dekorasi, pencahayaan, hingga kostum unik para pemain yang seragam namun kreatif.

Setiap kelompok memiliki ciri khas dalam penampilan, menjadikan parade ini semacam kompetisi kreatif nonformal yang membakar semangat para pemuda dan komunitas seni.

Dalam tiap dentuman irama daol, tersimpan filosofi mendalam: meskipun terdiri dari alat yang berbeda dan dimainkan dengan teknik beragam, namun semuanya berpadu membentuk harmoni. Nilai ini mencerminkan kehidupan masyarakat Madura—beragam tapi bersatu, penuh semangat dan kekompakan.

Kemeriahan tidak hanya terasa di atas panggung. Di sekeliling Alun-Alun Trunojoyo, tenda-tenda UMKM turut memeriahkan acara dengan menjajakan aneka kuliner khas Madura, kerajinan tangan, dan produk lokal lainnya.

Acara ini menjadi momen penting bagi para pelaku ekonomi kreatif untuk memperkenalkan produk mereka kepada masyarakat luas dan wisatawan yang hadir.

Bupati Slamet Junaidi dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara ini akan terus menjadi bagian penting dari kalender budaya Sampang.

“Kesenian seperti daol ini harus terus dilestarikan dan dikenalkan ke generasi muda. Ini bukan hanya hiburan, ini adalah identitas kita,” ungkap beliau disambut tepuk tangan meriah dari para hadirin.

Kegiatan yang berlangsung tertib dan meriah ini membuktikan bahwa masyarakat Sampang memiliki antusiasme tinggi terhadap pelestarian budaya lokal.

Melalui parade Daol Combodug, tidak hanya tradisi yang dihidupkan kembali, tetapi juga semangat kebersamaan yang terus dijaga di tengah zaman yang terus berubah.

Parade Daol Combodug tahun ini menjadi penanda bahwa budaya Madura tetap hidup, berdenyut dalam ritme masyarakatnya, dan menjadi cahaya yang menerangi jalan kebersamaan, terutama dalam suasana lebaran yang sarat makna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *