Workshop MCC dan PWI Pamekasan, Strategi Menangkal Hoaks dan Peran Pers dalam Membangun Kepercayaan Publik

Berita, Daerah514 Dilihat

PAMEKASAN, Tretan.news Media Call Center (MCC) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pamekasan mengadakan workshop tentang pencegahan hoaks di ruang Wahana Bina Praja, Setkab Pamekasan, pada Jumat (30/8/2024).

Acara ini menghadirkan berbagai narasumber, termasuk Pj Bupati Pamekasan, Masrukin. Dalam kesempatan tersebut, Masrukin menyampaikan bahwa hoaks yang paling sering tersebar adalah terkait dengan kebijakan pemerintah. Hoaks ini dapat menyebabkan keresahan di masyarakat, dan pencegahannya menjadi tantangan besar karena penyebarannya sangat cepat melalui media sosial.

“Karena itu, salah satu cara untuk menangkal hoaks dengan mengendalikan jempol kita. Jangan mudah menyebarkan berita yang tidak perlu dan tidak jelas sumbernya,” ujar Masrukin.

Sementara itu, Ketua PWI Pamekasan, Hairul Anam, menjelaskan bahwa fungsi pers berfungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Fungsi-fungsi ini harus dilaksanakan dengan baik karena berpengaruh signifikan terhadap pembangunan daerah.

Anam menegaskan bahwa pembangunan tersebut tidak terlepas dari tantangan, salah satunya adalah hoaks, dan Pers dituntut getol melawannya. Jika tidak, maka kemajuan suatu daerah jauh panggang dari api.

“Pers yang di dalamnya mencakup media cetak, media online, dan media elektronik hingga kini masih dipercaya sebagai sumber informasi yang nyaris steril dari hoaks. Undang-undang pers dan kode etik jurnalistik menjadi payungnya,” jelasnya.

Anam juga menambahkan bahwa hoaks sering bersumber dari media sosial. Oleh karena itu, perlu ada upaya dari pers untuk turut menyebarluaskan produk jurnalistik melalui saluran media sosial. Dengan demikian, informasi di media sosial akan mengandung unsur jurnalistik yang berlandaskan pada etika profesi jurnalis.

“Artinya, produk jurnalistik di media massa juga disebarluaskan melalui saluran medsos. Dengan begitu, informasi di medsos juga mengandung unsur jurnalistik yang berpijak pada etik profesi jurnalis,” tambahnya.

Namun, Anam menegaskan bahwa perjuangan pers melawan hoaks tidak akan maksimal tanpa keterlibatan berbagai pihak. Stakeholders, termasuk akademisi, pengusaha, komunitas, pemerintah, dan media massa, merupakan elemen penting dalam penta helix yang harus bersatu dalam upaya melawan hoaks.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar