PASURUAN, tretan.news – Puluhan warga Desa Curah Dukuh, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan kembali melakukan Demo di depan PT Tung Cia Technology Indonesia (TCT).
Tuntutannya masih sama. Limbah non B3 dikelola warga Curah Dukuh dan memprioritaskan warga menjadi tenaga kerja hingga 60 persen, warga melakukan aksi demo di depan gerbang perusahaan Senin (21/0/10/2024).
Demo kali ini adalah lanjutan dari demo pertama pada 9 September 2024. Saat itu pihak perusahaan meminta seluruh tuntutan warga diajukan secara tertulis. Untuk pengelolaan limbah non B3, perusahaan juga meminta pengajuan tertulis daftar barang yang ingin dikelola.
“Sudah kami tulis sesuai permintaan. Termasuk daftar barang non B3 apa saja yang ingin dikelola warga, semua sudah ditulis,” ujar pendamping hukum warga Curah Dukuh, Mulyanto.
Pria yang menjabat sebagai Ketua DPC LBH Asranawa Pasuruan Raya ini melanjutkan, warga sempat muntab melihat perusahaan yang mengabaikan kesepakatan demo pertama. Pengajuan tertulis yang diminta perusahaan ternyata sama sekali tak digubris.
“Kita semua sudah siap demo lagi. Namun dicegah oleh manajemen Sier Pier. Mereka memfasilitasi mediasi pada 27 September,” tutur Mulyanto.
Dalam mediasi itu, perusahaan berkilah bahwa limbah non B3 hanya akan disalurkan kepada Pemdes melalui Bumdes. Sayangnya Pemdes Curah Dukuh hingga saat ini tak memiliki Bumdes.
“Kalau memang perusahaan beriktikad baik, seharusnya permintaan Bumdes itu disampaikan ke kami sebelum mediasi 27 September. Apa susahnya memberitahukan. Bukan malah diam,” keluhnya.
Permintaan ini kemudian dirapatkan oleh warga dan Pemdes yang diwakili langsung Kades Imron. Dalam rapat internal itu, Kades sepakat memberikan rekomendasi pengelolaan limbah kepada CV Jabil Jaya Abadi yang dimiliki oleh warga asli Curah Dukuh.
Sayangnya perusahaan kembali bergeming. Amarah warga pun memuncak. Demo yang kedua akhirnya tak terelakan. Bahkan warga sepakat menggelar demo seminggu penuh.
Sama dengan demo pertama, demo kali ini juga melibatkan kaum ibu-ibu. Mereka membentangkan aneka poster berisi tuntutan dan kecaman.
“Selain limbah non B3, kami juga meminta secepatnya merespon tuntutan 60 persen tenaga kerja dari warga Curah Dukuh. Karena sampai detik ini gak ada warga yang masuk sini. Mereka hanya dikerjakan sebagai tenaga proyek yang masuknya lewat mandor dan tak ada payung hukumnya,” jabarnya.
Pantauan media tretan news, perwakilan pedemo sempat diajak mediasi ke dalam pabrik. Namun, hingga lepas tengah hari, mediasi tak membuahkan hasil.
“Demo ini kami agendakan satu minggu. Untuk hari ini, mediasi tak ada hasil. Jadi besok lanjut demo,” tukas pria asli Pandaan tersebut.
Sampai berita ini selesai dibuat, belum ada tanggapan dari Kades Curah Dukuh, Imron. Nomornya tak dapat dihubungi. Pesan yang awak media kirimkan juga masih centang satu.