PASURUAN, tretan.news – Tradisi warga Desa Randupitu, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan dalam memanfaatkan pekarangan rumah terbukti berbuah manis. Desa ini berhasil meraih juara 2 dalam Lomba Pekarangan Pangan Bergizi (P2B) 2025 yang diadakan Polres Pasuruan.
Lomba yang digelar sejak akhir April hingga pertengahan Mei 2025 ini menilai sejumlah aspek mulai dari ketersediaan pekarangan, keberagaman pangan lokal, proses pembibitan, hingga sinergi warga dan keberlanjutan manfaatnya bagi ekonomi keluarga.
Kepala Desa Randupitu, Mochammad Fuad, menuturkan, capaian ini lahir dari budaya menanam yang sudah mengakar di tengah warganya. Hampir setiap rumah memanfaatkan halaman untuk menanam sayuran, buah, hingga tanaman obat keluarga (TOGA).
“Memang sudah kebiasaan warga kami menanam sendiri kebutuhan dapur. Kalau lomba ini sebenarnya kami hanya merapikan sedikit, membersihkan, biar lebih rapi dan menarik,” ujar Fuad, Selasa (1/7/2025).
Dalam lomba ini, Randupitu menonjol karena keberagaman tanaman yang dikelola warganya. Ada lombok, tomat, terong, aneka sayuran, hingga tanaman herbal seperti bunga telang, bunga rosela, dan singkong.
Fuad menambahkan, kemenangan ini menjadi motivasi bagi desa untuk memperluas program pekarangan pangan. Ke depan, pihak desa menargetkan setiap dusun memiliki pekarangan terpadu yang bisa dimanfaatkan bersama.
“Harapannya satu dusun satu pekarangan. Ada edukasi sampah juga, biar lingkungan tetap bersih dan hasilnya maksimal. Bisa jadi contoh desa lain juga,” tegasnya.
Kapolsek Gempol, Kompol Indro Susetyo, menyambut baik keberhasilan Randupitu. Ia berharap desa lain di Kecamatan Gempol bisa meniru semangat warga Randupitu dalam memanfaatkan pekarangan.
“Ini selaras dengan program pemerintah untuk swasembada pangan. Kami berharap semangat seperti ini bisa ditularkan ke desa lain di Pasuruan,” kata Kompol Indro.
Sebagai informasi, pemenang lomba menerima trofi dan piagam penghargaan yang diserahkan di Auditorium Mpuh Sendok, kompleks perkantoran Raci, Bangil.
Randupitu membuktikan bahwa tradisi menanam di pekarangan bukan hanya sekadar kebiasaan lama, tetapi juga menjadi kekuatan desa untuk mendukung ketahanan pangan keluarga sekaligus menumbuhkan potensi ekonomi warga.