SAMPANG, tretan.news – Nur Azizah, wanita yang telah kehilangan suaminya sejak tahun 2001 lalu, kini hanya tinggal bersama dua anaknya, setelah putri sulungnya juga meninggal dunia pada bulan Desember 2023, sedang anak keduanya ikut suami yang bekerja di Surabaya dan anak bungsunya saat ini sedang berada di pesantren.
Setelah tak mampu membayar kost di Surabaya, Azizah kembali ke kampung halamannya di Desa Panggung Kec. Sampang Kab. Sampang. Kini ia menghuni rumah peninggalan orangtuanya yang telah reot dan lapuk dimakan usia.
“Saya dua bulan tinggal disini, belum ada bantuan apapun dari pemerintah” ungkap Azizah pada jurnalis tretan.news saat di datangi kerumahnya Desa Panggung Kec. Sampang Kab. Sampang Jum’at (28/22/2024) pukul 15.02 WIB.
Ia mengaku sangat jarang keluar rumah, demi menghindari fitnah. Karena statusnya sebagai janda yang berada di wilayah kawasan pesantren.
Kepala Desa Panggung, Subaidi mengaku belum tau, kalau warganya yang selama ini merantau di Surabaya, telah kembali ke desanya.
“Saya gak tau mas, ibu Nur Azizah ini belum pernah melapor ke saya kalau dia tinggal lagi disini.” Terangnya saat ditemui dikediamannya di hari yang sama.
Sebagai alumni Pondok Pesantren Daruttauhid Injelan, DS. Panggung Kec. Sampang Kab. Sampang, Subaidi dikenal sebagai kepala Desa yang sangat religius dan baik oleh masyarakat. Selain menjadi kepala Desa dia juga tetap bertani, ia juga telah empat tahun menyantuni 48 anak yatim di desanya setiap bulan.
“Saya sering mengeluarkan uang pribadi saya untuk kepentingan masyarakat, karena kita hidup kan cuma sebentar, kelak di akhirat yang ditanya bukan apa jabatanmu selama didunia, tapi apa saja yang kamu lakukan selama hidup di dunia.” Paparnya.
Ia juga berterima kasih kepada wartawan, karena bersedia melaporkan keadaan warganya yang sedang kesulitan. Subaidi takut akan pertanggung jawaban di akhirat, bila dirinya menjadi kepala Desa malah membiarkan warganya kesulitan.