Program Domba Berganti Ayam Petelur, Reinkarnasi Kegagalan Atau Kesejahteraan Bojonegoro

Penulis : Redho

BOJONEGORO, tretan.news – Program Domba Kesejahteraan yang digembar-gemborkan sebagai solusi pengentasan kemiskinan di Kabupaten Bojonegoro resmi dibatalkan tahun ini.

Setelah berjalan kurang lebih dua tahun sejak akhir 2023, program tersebut dianggap gagal mencapai tujuan, dan kini diganti dengan program baru yaitu beternak ayam petelur.

Padahal, skala program domba ini sempat membesar secara signifikan. Tahun 2023, program ini menyasar 160 penerima.

Di 2024, jumlahnya melonjak jadi 1.000 orang, bahkan sempat ditambah lagi 160 penerima lewat perubahan anggaran. Namun sayangnya, semua itu kini hanya tinggal angka di atas kertas.

Menurut Elfia Nuraini, Sekretaris Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro, pada Selasa 15 April 2025, program Domba Kesejahteraan ini dialihkan ke bantuan ayam petelur dengan nilai anggaran sebesar Rp 7 miliar.

Katanya, secara teknis pelaksanaannya masih sama hanya ternaknya saja yang berubah.

Masyarakat miskin yang tercatat di data resmi akan menerima 50 hingga 60 ekor ayam petelur per kepala.

Namun, publik tak bisa melupakan kenyataan pahit dari program sebelumnya.

Fakta di lapangan menunjukkan, sebagian besar penerima bantuan domba kini tak lagi memiliki domba tersebut. Entah dijual, entah lenyap tak berbekas.

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro pun seolah tak mampu mengontrol keberlangsungan bantuan yang telah dikucurkan.

Rumah-rumah penerima bantuan kini kosong dari domba bantuan, sebuah indikasi nyata bahwa program itu mandek, bahkan bisa dibilang gagal.

Kini, muncul pertanyaan besar, apakah program ayam petelur ini hanya akan menjadi “Reinkarnasi Kegagalan” yang sama dalam bentuk berbeda?

Ataukah ini hanya ganti bungkus dari skema lama yang tak pernah benar-benar menyentuh akar masalah kemiskinan?

Warga Bojonegoro patut waspada. Jangan-jangan, ayam-ayam ini nanti hanya jadi santapan musiman, bukan sumber kesejahteraan jangka panjang.

Akankah masyarakat Bojonegoro kembali menyaksikan bantuan yang disalahgunakan dan akhirnya hilang tanpa jejak?

Kita lihat saja, siapa yang benar-benar diuntungkan dari program ini, masyarakat miskin, atau hanya segelintir pihak di balik layar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *