Pernah Malu Warganya Alami Stunting, Legislator Pasuruan Tekankan Pentingnya Peran Lintas Sektoral

Penulis : Hadi

PASURUAN, tretan.news – Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan dari Fraksi Gerindra, Ahmad Soleh, mengaku pernah merasa malu saat mengetahui ada warganya yang mengalami stunting ketika ia masih menjabat sebagai kepala desa.

Hal ini diutarakan ketika menghadiri sosialisasi bertema Peran Kecamatan dalam Aksi Konvergensi Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting di Aula Kecamatan Gempol, Selasa (10/6/2025).

“Saya pernah merasakan menjadi kades. Waktu itu warga saya kebetulan ada yang menderita stunting. Saya cukup malu. Malu sekali rasanya,” paparnya.

Karena pengalaman inilah, Anggota Komisi IV itu menyoroti pentingnya keterlibatan lintas sektor dalam penanganan stunting. Ia menyebut, tidak mungkin persoalan ini diselesaikan oleh satu pihak saja.

“Kami paham dan pastinya semua sepakat bahwa untuk penurunan stunting, tidak bisa ditangani hanya satu pihak. Semua harus berjuang,” ujarnya.

Saat ini, sambungnya, penanganan stunting memiliki tantangan tersendiri. Pasalnya Kabupaten Pasuruan tengah mengalami defisit anggaran. Namun, ia optimistis, kondisi fiskal akan membaik dalam dua tahun ke depan.

“Kabupaten Pasuruan saat ini defisit anggaran. Tugas Bupati dan stakeholder menyelesaikan ini. Insyaallah 2026 agak normal,” ungkap anggota dewan tiga periode tersebut.

Dalam kesempatan itu, ia mengapresiasi langkah Bupati Pasuruan yang telah membentuk TP3D (Tim Pengarah Percepatan Pembangunan Daerah) guna mendorong percepatan program-program strategis.

“Pak Bupati sudah bentuk TP3D. Inginnya semua dikerjakan secepatnya. Termasuk stunting ini cukup mendapat atensi dari beliau,” ucapnya.

Ia juga memaparkan hasil sidak ke RSUD Grati. Disana sudah terbentuk koordinasi aktif antara rumah sakit dan bidan kecamatan untuk mendeteksi ibu hamil yang berisiko melahirkan bayi stunting.

“Rumah sakit Grati sudah membentuk grup bidan wilayah timur. Kalau ada ibu hamil dengan indikasi bayi kurang sehat, langsung diberi treatment. Rutin didatangi, diberi penanganan kesehatan dan gizi agar bayi lahir sehat,” jelasnya.

Mantan TKI di Arab Saudi ini berharap peran kecamatan dan desa bisa semakin diperkuat untuk mencegah lahirnya generasi stunting di Kabupaten Pasuruan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *