MALANG, tretan.news – Sejak diresmikan tahun 2018, Kampung Tridi, Kampung Warna-warni Jodipan (KWJ) dan Kampung Biru selalu menjadi perhatian wisatawan manca negara. Keberadaan ketiga lokasi wisata itu sempat memacu perekonomian warga sekitar. Karena selalu didatangi wisatawan dari luar dan dalam negeri.
Namun, sekarang kondisinya sangat berubah. Pasalnya, ketiga kampung yang sudah menjadi icon Kota Malang sudah mulai memudar. Bahkan wisatawan mulai berkurang yang berakibat perekonomian warga setempat menurun draktis.
Untuk mengembalikan kejayaan ketiga kampung tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang berencana merenovasi dengan mengecat ulang. Perbaikan lokasi wisata itu dengan mengandalkan anggaran yang bersumber dari Corporate Social Responsibility (CSR).
“Seperti di KWJ dan Tridi itu menyatu, termasuk juga di seberangnya ada Kampung Biru. Nah saat ini cat di ketiga kampung itu sudah mulai memudar. Ini sedang kami upayakan untuk pengecatan ulang,” ujar Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang Baihaqi.
Selain biaya cat, lanjut Baihaqi yang perlu dipersiapkan adalah biaya proses pengerjaan yang menurutnya sangat tinggi. Dengan mengandalkan bantuan dari CSR yang sudah menjanjikan bantuan untuk harga cat. Tidak hanya cat saja, tapi juga biaya pengecatan itu kan juga besar.
Setelah dilakukan pengecatan ulang, nantinya untuk perawatan akan diserahkan kepada masyarakat setempat. Dalam hal ini, masyarakat bisa memanfaatkan pendapatan yang didapat dari tiket masuk.
Terpisah, Pemerhati Pembangunan dan Tata Kelola Pemerintahan Malang Raya, Awangga Wisnuwardhana mengatakan, selain peremajaan cat, Kampung Warna-warni dan Kampung Biru perlu adanya inovasi baru dengan menambah wisata kuliner agar wisatawan bisa menikmati kuliner dan tidak merasa jenuh.
“Agar wisatawan tidak merasa jenuh, perlu ada tambahan inovasi wisata kuliner, serta perlu adanya edukasi kepada masyarakat, untuk meningkatkan kebersihan sarana dan prasarana karena selain memajukan wisata kota malang juga berdampak pada perekonomian masyarakat sekitar,” pungkas Awangga.