SAMPANG, Tretan.News – Dugaan malpraktik di Rumah Sakit (RS) Nindhita Sampang berbuntut panjang. Forum Madura Bersatu (Formabes) bersama keluarga pasien mendatangi rumah sakit tersebut pada Jumat (3/10/2025) untuk meminta penjelasan sekaligus pertanggungjawaban pihak manajemen.
Kedatangan rombongan Formabes diterima langsung oleh Direktur RS Nindhita, dr. Abdul Qodir Munsy, bersama Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang disalah satu ruangan RS setempat.
Sekretaris Jenderal Formabes, Hari W, dalam audiensi menyebutkan bahwa tindakan medis tanpa diagnosa yang jelas adalah bentuk kelalaian yang tidak bisa ditolerir. Menurutnya tindakan tersebut tidak sesuai dengan prosedur.
“Pasien menjadi korban karena tindakan yang tidak sesuai prosedur. RS Nindhita tidak boleh lepas tangan. Jika persoalan ini dibiarkan, kami siap menempuh langkah hukum,” tegasnya.
Hari menambahkan, kedatangan Formabes merupakan bentuk advokasi atas laporan keluarga pasien yang merasa dirugikan, atas apa yang dilakukan oleh dokter yang sudah melakukan tindakan tanpa adanya pemeriksaan yang jelas.
“Kami bukan hanya menuntut klarifikasi, tapi juga meminta pemerintah mengevaluasi dan bila perlu mencabut izin operasional RS Nindhita agar tidak ada korban lain,” ujarnya.
Nada kecewa juga disampaikan keluarga pasien, Samhari. Menurutnya, rumah sakit telah gegabah melakukan operasi sebelum ada hasil diagnosa yang akurat.
“Bagaimana mungkin operasi dilakukan tanpa kepastian diagnosa? Akibatnya saudara saya mengalami trauma dan kondisinya semakin memburuk. Kami akan menuntut ganti rugi, baik materil maupun immateril,” kata Samhari dengan nada kesal.
Menjawab tudingan tersebut, Direktur RS Nindhita, dr. Abdul Qodir Munsy, Sp.An., menyampaikan bahwa pihaknya terbuka atas kritik dan akan melakukan evaluasi internal. Menurutnya sering kali adanya miskomunikasi antara penjelasan medis dan pemahaman masyarakat.
Pihaknya siap bertanggung jawab dan akan melakukan evaluasi terhadap Rumah sakit Ninditha dan akan terus melakukan perbaikan di pelayanan.
“Kami tidak lari dari tanggung jawab. Hanya saja, sering kali ada miskomunikasi antara penjelasan medis dan pemahaman masyarakat. Namun, masukan ini menjadi catatan penting bagi kami untuk memperbaiki pelayanan,” jelasnya.