Nelayan Pamekasan Ditemukan Tewas Usai Dua Hari Hilang di Laut, Ini Penjelasan Polisi

Pamekasan, tretan.news Muh. Fahral (55), seorang nelayan asal Dusun Biyan Barat, Desa Kaduara Barat, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia mengambang di perairan Laut Prenduan, Kabupaten Sumenep, Madura, pada Kamis (29/5/2025) siang.

Penemuan jenazah Fahral terjadi sekitar pukul 12.10 WIB oleh tim SAR gabungan yang melakukan pencarian intensif sejak sehari sebelumnya. Ia sebelumnya dilaporkan hilang oleh keluarganya setelah tak kunjung kembali dari aktivitas melaut.

Kapolsek Larangan, IPTU Suyanto, menjelaskan bahwa korban berangkat melaut seorang diri pada Rabu (28/5/2025) sekitar pukul 04.30 WIB untuk mencari rajungan menggunakan perahu kecil miliknya.

Namun, sekitar pukul 12.00 WIB di hari yang sama, seorang nelayan lain menemukan perahu milik korban dalam kondisi mesin masih menyala di perairan Laut Kaduara.

Kondisi tersebut menimbulkan kecurigaan karena korban tidak berada di perahu, dan alat jaring “sarkak” yang biasa digunakan untuk menangkap rajungan juga tidak ditemukan.

“Pukul 15.00 WIB, perahu milik korban akhirnya ditarik ke tepi pantai oleh nelayan lain untuk menghindari hanyut lebih jauh,” jelas IPTU Suyanto dalam keterangannya, Jumat (30/5/2025).

Pencarian terhadap korban kemudian dilakukan oleh tim SAR gabungan bersama pihak kepolisian dan dibantu nelayan setempat. Pencarian memasuki hari kedua pada Kamis (29/5/2025), dimulai sejak pukul 07.30 WIB.

Sekitar pukul 12.10 WIB, jasad korban akhirnya ditemukan mengambang di titik koordinat 7°10’38″S 113°39’41″E, hanya berjarak sekitar 3 meter dari lokasi ditemukannya perahu milik korban sehari sebelumnya.

Proses evakuasi berlangsung hingga pukul 12.40 WIB, setelah itu pencarian dinyatakan selesai dan resmi ditutup. Jenazah kemudian langsung dibawa ke rumah duka untuk diserahkan kepada pihak keluarga.

Setelah dilakukan koordinasi antara pihak kepolisian dan keluarga, pihak keluarga menyatakan menerima dengan ikhlas kondisi korban dan menyatakan keberatan untuk dilakukan tindakan medis lebih lanjut, termasuk pemeriksaan luar jenazah maupun autopsi.

“Kami hormati keputusan keluarga. Mereka telah menerima musibah ini sebagai takdir,” ujar IPTU Suyanto.

Peristiwa ini menambah daftar panjang kasus nelayan yang hilang saat melaut di wilayah perairan Madura. Aparat mengimbau kepada seluruh nelayan untuk lebih berhati-hati dan memperhatikan faktor keselamatan saat melaut, terutama saat berangkat seorang diri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *