Nelayan Bawean Keluhkan Kerusakan Terumbu Karang Akibat Kapal Cantrang dari Luar Daerah

BAWEAN, tretan.news – Para nelayan di Pulau Bawean mengutarakan kekecewaan mereka terhadap terus berlanjutnya aktivitas penangkapan ikan menggunakan cantrang, alat tangkap yang merusak lingkungan, oleh kapal-kapal dari luar daerah.

Penggunaan cantrang dianggap semakin memperparah kerusakan terumbu karang yang merupakan habitat penting bagi ekosistem laut dan sumber kehidupan nelayan setempat.

Muhdar, seorang nelayan lokal, menyampaikan bahwa kerusakan terumbu karang di perairan Bawean telah terjadi selama bertahun-tahun tanpa adanya penindakan yang berarti.

“Kami sudah sering melaporkan masalah ini, tapi tidak ada langkah tegas yang diambil. Terumbu karang kami hancur, dan nelayan lokal sangat dirugikan karena tidak mampu bersaing dengan kapal-kapal besar,” ujarnya saat ditemui pada Jumat (27/09/2024).

Nelayan Bawean merasa bahwa pihak berwenang tidak merespons dengan cukup cepat, meski laporan sudah sering dilayangkan. Kerusakan terumbu karang yang semakin parah mengakibatkan berkurangnya populasi ikan, yang sangat berpengaruh pada mata pencaharian nelayan setempat.

Menanggapi keluhan ini, Plt Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Gresik, Johar Gunawan, mengonfirmasi bahwa telah terjadi aktivitas penangkapan ikan menggunakan cantrang di perairan Bawean oleh Kapal Motor (KM) Anugerah.

“Kami sudah mengirimkan tim untuk memantau situasi ini dan segera melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk menindaklanjutinya,” ujarnya.

Dinas Perikanan juga meminta agar Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Desa Lebak segera membuat laporan resmi agar langkah-langkah yang lebih konkret dapat diambil.

Salah satunya adalah koordinasi dengan Polairud untuk melakukan pengawasan lebih intensif di kawasan perairan yang terdampak.

Dalam jangka panjang, Dinas Perikanan berharap dapat memperkuat pengawasan di perairan Bawean serta memberikan perlindungan terhadap terumbu karang yang terus mengalami kerusakan akibat penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan.

Sebagai upaya mitigasi, pihaknya akan terus bekerja sama dengan masyarakat lokal dan pihak terkait untuk menjaga keberlangsungan ekosistem laut di wilayah Bawean.

Operasi kapal-kapal yang menggunakan cantrang telah menjadi permasalahan yang berlarut-larut dan membutuhkan perhatian serius dari pemerintah dan penegak hukum, agar ekosistem laut dan kehidupan para nelayan lokal tetap terjaga dengan baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *