Miyu, Penari Cilik yang Inspiratif

Artikel, Berita66 Dilihat

SURABAYA, tretan.news – Di usia yang masih sangat belia, Miyu Ananthamaya Pranoto telah menari di panggung-panggung besar. Bukan sekadar tampil, tapi membanggakan Indonesia dengan deretan prestasi yang membuat namanya dikenal di kancah internasional.

Miyu adalah contoh nyata bagaimana dukungan orang tua yang tepat bisa membuka jalan luar biasa bagi masa depan anak. Bukan dengan paksaan tapi dengan kepercayaan dan pendampingan yang bijak.

Menginjak panggung dunia di usia 9 tahun, 2023. Video penampilan Miyu di Summer Jam Dance Camp di Da Nang, Vietnam viral dan menyedot perhatian warganet dari berbagai negara.

Aksinya menari freestyle dengan teknik breakdance, locking dan popping membuat banyak orang kagum. Bahkan ada yang menyebut gerakannya selevel dengan penari profesional yang usianya dua hingga tiga kali lebih tua darinya.

Sejak itu pengikut Instagram Miyu meledak hingga lebih dari 217 ribu akun, video tariannya ditonton hingga 45 juta kali. Namanya pun kian bersinar sebagai penari cilik berbakat dari Indonesia.

Tak berhenti di sana, pada 2024, Miyu berhasil menyabet Juara 1 kategori Allstyle Kids di HipFest World Final di Vietnam. Sebuah pencapaian luar biasa untuk seorang anak yang baru berusia 11 tahun di 2025 ini.

DARI HOBI JADI PRESTASI
Siapa sangka, kecintaan Miyu pada grup K-pop seperti BTS dan Wanna One menjadi titik awal minatnya di dunia tari. Ia mulai belajar menari sejak usia dini, dari situlah bakatnya berkembang.

Miyu lebih menyukai gaya freestyle karena memberinya ruang kebebasan berekspresi.

“Itu lebih bebas daripada koreografi karena tidak terlalu banyak berpikir. Itu memberi saya kebebasan,” tutur Miyu dalam sebuah wawancara.

Menariknya, orang tua Miyu yang awalnya tidak memiliki latar belakang di dunia tari justru menjadi pendukung terbesarnya. Mereka belajar bersama Miyu, memahami dunia tari seraya memastikan bahwa setiap langkah yang diambil Miyu adalah pilihan sadar, bukan tekanan.

“Impian Miyu adalah impian kami. Apapun tujuannya, itu juga tujuan hidup kami,” kata sang ibu, Rizky Mellissa.

Dukungan inilah yang membuat Miyu tetap seimbang. Ia tidak hanya menari tapi juga tetap bersekolah seperti biasa dan mengikuti les vokal, piano, dan kelas seni lainnya. Sebuah gambaran anak yang tumbuh sehat secara mental dan kreatif.

Apa yang bisa dipelajari orang tua dari kisah Miyu? Ini bukan bukan satu-satunya contoh. Kita juga mengenal Gita Gutawa, penyanyi muda yang didukung penuh oleh ayahnya, Erwin Gutawa. Atau Aqil Zulkifli, pesilat cilik yang mengharumkan nama bangsa sejak usia SD.

Yang membedakan mereka dari anak-anak lainnya bukan hanya bakat, tapi pola asuh yang membuka ruang untuk mengeksplorasi minat tanpa dibebani target ambisi orang tua.

Dalam dunia yang semakin kompetitif banyak orang tua merasa harus “mengatur” masa depan anak agar sukses. Padahal, kunci keberhasilan justru terletak pada kemampuan untuk mendampingi, bukan mengendalikan.

JANGAN PAKSA
Setiap anak punya keunikan dan potensi masing-masing. Tugas kita sebagai orang tua adalah menemani mereka menemukan dan mengasah potensi itu. Biarkan mereka mencoba, gagal, belajar, dan berkembang.

Karena saat mereka mencintai apa yang mereka lakukan, hasilnya akan jauh lebih berarti bagi mereka, bagi keluarga, bahkan bagi bangsa.

Jadi, sudahkah Anda memberi ruang bagi anak untuk tumbuh sesuai passion-nya? Siapa tau, anak Anda lah yang akan jadi “Miyu” berikutnya, bukan hanya sebagai bintang tapi juga sebagai inspirasi.

Oleh:
Rokimdakas
Penulis Esai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *