Miris! Rumah Tidak Layak Huni Ambruk, AWAS DiSampang Datang Membawa Harapan

Berita, Sosial64 Dilihat

SAMPANG, Tretan.News – Kesunyian malam di Jalan KH. Wahid Hasyim 14, Kelurahan Gunung Sekar, mendadak pecah oleh suara runtuhan. Husnul Hotimah (53) dan adiknya Halimatus Sakdiyah (25) terbangun dalam kepanikan ketika atap rumah tua yang mereka tempati ambruk tepat di atas kamar tidur mereka. Genteng dan balok kayu berjatuhan, hanya selisih detik dari tubuh mereka.

Beruntung keduanya berhasil menyelamatkan diri. Namun rumah yang selama ini menjadi tempat berteduh, kini nyaris tak berbentuk.

Kabar memilukan itu sampai ke telinga Aliansi Wartawan Sampang (AWAS). Tak ingin tinggal diam, Ketua AWAS Ahmad Juma’adi atau yang dikenal sebagai Cak Jum langsung memimpin rombongan wartawan menuju lokasi.

Mereka datang tidak hanya membawa kepedulian, tetapi juga bantuan untuk meringankan beban dua perempuan bersaudara itu.Saat melihat kondisi rumah, Cak Jum tak kuasa menyembunyikan keprihatinannya.

“Ini bukan sekadar rumah rusak, ini tempat tinggal dua warga yang benar-benar membutuhkan pertolongan. Kami tidak bisa membiarkan mereka menghadapi ini sendirian. Kayu-kayu penyangga sangat rapuh, genteng runtuh, dan keselamatannya terancam. Harus ada tindakan cepat dari pemerintah,” tegasnya.

Cak Jum menuturkan, aksi turun langsung ke lapangan ini adalah bagian dari misi kemanusiaan AWAS.

“Sebagai wartawan, kami bukan hanya meliput. Kami juga manusia yang punya kepedulian. Hari ini kami datang memberikan bantuan seadanya, semoga menjadi awal dari datangnya bantuan lain yang lebih besar dan berkelanjutan,” tambahnya.

Bantuan yang diberikan AWAS disambut haru oleh Husnul dan adiknya. Mata keduanya berkaca-kaca ketika menerima bantuan tersebut.

Dengan suara pelan, Husnul menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam.

“Saya tidak tahu harus bilang apa… kalau bukan karena Allah dan bapak-bapak wartawan yang datang, mungkin tidak ada yang peduli kondisi kami. Terima kasih sudah datang, terima kasih sudah membantu. Kami ini hidup serba kekurangan, rumah sudah hampir roboh total, tapi Alhamdulillah masih ada yang peduli,” tuturnya sambil menahan tangis.

Ia juga menjelaskan bahwa rumah peninggalan orang tuanya itu sudah lama rusak, namun keterbatasan ekonomi membuat mereka tidak mampu memperbaiki. Untuk makan sehari-hari saja, ia sering mengandalkan belas kasih tetangga.

“Saya sudah lapor ke RT, tapi sampai sekarang belum ada pemerintah yang datang melihat. Semoga setelah ada kabar dari wartawan, ada perhatian dari pihak terkait,” ungkapnya.

Kunjungan AWAS memberikan secercah harapan bagi dua saudara ini. Meski rumah mereka masih dalam keadaan rusak parah, setidaknya hari itu mereka merasa tidak sendirian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *