SURABAYA, tretan.news – Di tengah denyut kota Surabaya yang tak pernah berhenti, semangat kebersamaan tumbuh di sebuah sudut wilayah Perak Barat. Tepatnya di Jalan Gresikan Gadukan No. 90/92, Serikat Pedagang Kaki Lima (SPEKAL) Surabaya meresmikan sekretariat barunya pada Minggu, 18 Mei 2025.
Bukan sekadar peresmian ruang fisik, momentum ini menjadi simbol kuat bagi tekad para pedagang kecil untuk terus bersatu dan maju bersama.
Acara ini dihadiri oleh para tokoh penting dalam organisasi SPEKAL, mulai dari penasihat SPEKAL Surabaya Hadi Mulyono, Ketua SPEKAL Jatim H. Amin Pamungkas, Litbang SPEKAL Jatim H. Supriono, Ketua SPEKAL Surabaya Sucipto, hingga jajaran pengurus tingkat kota dan provinsi.
Tak hanya sekadar pertemuan formal, kegiatan ini dirangkai dengan silaturahmi rutin antaranggota yang menghangatkan suasana.
Hadi Mulyono, yang juga mantan Kepala Dinas Koperasi Surabaya, tampil memberikan sambutan yang sarat makna. Ia menggarisbawahi pentingnya kekompakan di tengah berbagai tantangan yang dihadapi para pedagang kecil.
“Kami mengapresiasi kawan-kawan pedagang yang tetap solid sampai sekarang. Harapannya, kekompakan yang sudah lama dibangun ini terus terjaga,” tegasnya.
Kekompakan memang menjadi ruh utama dari SPEKAL. Bagi Ketua SPEKAL Surabaya, Sucipto, keberadaan sekretariat ini bukan hanya sebagai tempat berkumpul, tetapi juga sebagai ruang tumbuh bersama.
“Kami berharap semua anggota saling berbagi informasi untuk pengembangan usaha pedagang di Surabaya demi kemajuan bersama,” ungkapnya.
Di tengah tantangan ekonomi yang terus berubah, organisasi seperti SPEKAL menjadi jangkar bagi banyak pedagang kaki lima untuk tetap bertahan dan berkembang.
Sekretariat yang baru diresmikan ini diharapkan menjadi pusat koordinasi berbagai program pemberdayaan, pelatihan, serta advokasi kepentingan para pedagang kecil.
SPEKAL bukan sekadar organisasi—ia adalah cerminan dari kekuatan akar rumput, yang dengan segala keterbatasannya, memilih untuk bergandengan tangan.
Peresmian sekretariat ini menjadi penanda bahwa kekuatan sejati tidak selalu datang dari gedung tinggi atau modal besar, melainkan dari solidaritas yang tumbuh dari bawah.