MADAS DPAC Kenjeran Dorong Penyuluhan Anti-Narkoba dan Penguatan Budaya Madura

Berita, Sosial24 Dilihat

SURABAYA, tretan.news — Dalam semangat menjaga generasi dan memperkuat nilai-nilai budaya, Dewan Pimpinan Anak Cabang (DPAC) Ormas Madas (Madura Asli) Kecamatan Kenjeran, Surabaya, menggelar rapat koordinasi (Rakor) pada Minggu, 13 Juli 2025.

Acara yang berlangsung hangat tersebut menjadi ruang diskusi strategis, khususnya dalam membahas agenda rutin bulanan, termasuk penyuluhan bahaya narkoba dan evaluasi kinerja internal organisasi.

Rapat ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dalam struktur Madas, di antaranya Ketua DPAC Kenjeran Bapak Mislan,

Sekretaris Harian Bapak Aris, Pembina Ustadz Umar Al Khottob, serta narasumber dari Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Ahmad Davi Fahrilah.

Dalam sambutannya, Ketua DPAC Kenjeran, Bapak Mislan, menyampaikan apresiasi yang mendalam atas kehadiran seluruh anggota yang turut menyemarakkan kegiatan tersebut.

“Kami sangat mengapresiasi kehadiran semua anggota Madas. Ini membuktikan bahwa semangat solidaritas dan komitmen terhadap perjuangan sosial dan budaya masih sangat kuat di tubuh organisasi,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris Harian, Bapak Aris. Ia menegaskan pentingnya menjalin komunikasi yang sehat dan etis, khususnya dalam menjalankan kemitraan dengan pemerintah, terlebih dalam agenda strategis seperti penyuluhan anti-narkoba.

“Kami berharap, seluruh anggota Madas mampu menjalin hubungan yang baik dengan mitra pemerintah dan terus menjaga etika dalam setiap langkah perjuangan,” ujarnya.

Sementara itu, Ustadz Umar Al Khottob sebagai pembina menekankan pentingnya menanamkan nilai keimanan dan budi pekerti dalam tubuh organisasi, agar Madas tidak hanya menjadi wadah sosial, tapi juga moral dan spiritual.

“Solidaritas tanpa nilai-nilai iman akan rapuh. Karena itu, kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Madura sekaligus memperkuat fondasi keimanan dalam setiap langkah perjuangan,” tegasnya.

Sebagai narasumber, Ahmad Davi Fahrilah dari Fakultas Hukum Universitas Brawijaya menambahkan perspektif hukum terkait penyuluhan narkoba.

Ia menggarisbawahi bahwa penyuluhan bukan hanya bentuk kepedulian sosial, tetapi juga kontribusi nyata dalam pencegahan tindak pidana.

Rakor ini ditutup dengan seruan bersama untuk terus mempererat solidaritas dan menjadikan Madas sebagai gerakan kultural yang berwawasan kebangsaan.

“Mari kita rawat etika, solidaritas, dan nilai-nilai luhur suku Madura agar tetap hidup dan relevan di tengah zaman,” tutup pembina Ustadz Umar Al Khottob.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *