Komisi VIII DPR RI Ingatkan Waspadai Upaya Pecah Belah Melalui Isu Agama

Berita, Pemerintah47 Dilihat

JAKARTA, tretan.news – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Singgih Januratmoko mengingatkan, Indonesia memiliki menjadi negara besar dan maju bila semua pihak mampu mengelola perbedaan. Dengan 1.300-an suku bangsa dan 700-an bahasa, Indonesia adalah bangsa yang besar dan saling melengkapi dalam perbedaan untuk kemajuan negara.

“Keunikan ini hanya satu-satunya di dunia. Namun perbedaan ini bisa menjadi bencana bila tidak dikelola dengan baik. Apalagi selalu ada oknum dari dalam ataupun mancanegara yang ingin bangsa ini berpecah belah,” papar Singgih Januratmoko dalam siaran rilisnya, Rabu (19/3).

Ia meminta agar masyarakat bijak dan tidak terprovokasi oleh hoaks ataupun fitnah di media sosial yang menyerang ormas Islam, atau membenturkan sesama ormas Islam,

“Ini sama halnya mengadu domba sesama umat Islam. Selagi masih dalam lingkup ahlul sunnah wal jamaah dan pedomannya masih Al Quran dan Al Hadits, jangan dipermasalahkan,” paparnya.

Menurutnya, persoalan agama adalah hak asasi manusia yang paling esensi dan umat Islam di Indonesia bebas memilih ormas Islam sebagai wahana menyalurkan aspirasinya.

“Maka jangan sampai ormas mengintimidasi ormas keagamaan lainnya. Sangat tidak bijak memecah belah bangsa dengan isu-isu agama, karena tidak relevan lagi di alam demokrasi dan Reformasi,” tegas Singgih.

Ia juga meminta para pemuka agama tidak berselisih, ketika kehidupan beragama sudah saling toleransi dan saling menghargai,

“Ketika elit agama berselisih, timbul ketidaknyamanan, kegelisahan, dan ketidakstabilan di kalangan masyarakat. Dan itu sangat mengganggu jalannya program pembangunan nasional,” tuturnya.

Senada dengan pimpinan Komisi VIII DPR RI tersebut, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso menegaskan, perbedaan dalam cara pandang terhadap agama sangat wajar. Apalagi Indonesia masyarakatnya sangat majemuk, untuk itu ia mengimbau jangan memperlebar jurang perbedaan,

“Bangsa Indonesia bersatu dalam perbedaan karena menghilangkan sekat perbedaan dan menyamakan cara pandang. Ini sangat konstruktif dalam mengatasi segala persoalan bangsa,” paparnya.

Ia mengingatkan setiap agama, bahkan di dalam agama itu sendiri terdiri dari berbagai perbedaan. Bahkan umat Islam sendiri memiliki berbagai ormas, karena perbedaan tersebut. Namun muaranya tetap satu, mempertahankan eksistensi NKRI, dengan menjunjung tinggi Pancasila, menjalankan UUD 1945, dan menghargai kebhinnekaan.

“Dan setiap ormas memiliki doktrin tersendiri untuk memperteguh keyakinan komunitasnya. Hal ini menjadi masalah ketika ruang privat ormas-ormas keagamaan itu, disiarkan ke ruang publik atau media sosial. Pelakunya tentu memiliki itikad yang tidak baik, yakni ingin memecah belah bangsa Indonesia,” tegas KH Chriswanto.

Untuk itu, di bulan Ramadan dan hari-hari selanjutnya, ia meminta masyarakat dan para pemuka agama serta tokoh-tokoh ormas keagamaan agar lebih bijak dalam menanggapi media sosial dan laporan-laporan negatif, yang bisa membahayakan keutuhan bangsa Indonesia.

“Dalam relasi masyarakat madani, tidak mungkin sesama ormas menindas ormas lainnya. Apalagi atas nama agama. Kebenaran bila dilihat dari kacamata mayoritas tentu melahirkan kekerasan terhadap minoritas, inilah yang harus kita hindari karena tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan Pancasila,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *