SAMPANG, tretan.news – Kepala Puskesmas Banjar, dr. Nery Meilika, angkat bicara terkait insiden mobil operasional Puskesmas Keliling (Pusling) yang mogok akibat kehabisan bahan bakar saat akan melaksanakan kegiatan Pusling dan Posbindu PTM di Dusun Mangar, Desa Batoporo Barat, Kecamatan Kedungdung, Sabtu (10/5/2025).
Dalam klarifikasinya, dr. Nery mengakui bahwa kejadian tersebut merupakan bentuk kelalaian internal akibat miskomunikasi antarpetugas, sehingga kendaraan tidak sempat diisi bahan bakar sebelum keberangkatan.
“Memang itu kelalaian dari internal kami, dan sudah saya evaluasi. Ada miskomunikasi sehingga mobil tidak sempat diisi BBM sebelum berangkat,” ujar dr. Nery saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (14/5/2025).
Terkait tudingan penggunaan mobil Pusling untuk kepentingan pribadi, dr. Nery membantah dan menegaskan bahwa mobil tersebut digunakan untuk menunjang aktivitas dinas, termasuk perjalanan pulang-pergi ke Sampang, mengingat keterbatasan fasilitas parkir di Puskesmas Banjar.
“Mobil itu bukan digunakan untuk keperluan pribadi, tetapi untuk menunjang aktivitas Puskesmas. Karena parkiran di Puskesmas tidak memadai, jadi mobil dibawa ke rumah saya agar lebih aman dan tetap siap digunakan saat dibutuhkan,” jelasnya.
Ia juga menanggapi keluhan soal penggunaan dana pribadi oleh petugas untuk membeli BBM. Menurutnya, uang perjalanan dinas (perjadin) seharusnya sebesar Rp50.000 per orang, sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), bukan Rp37.500 seperti yang beredar di lapangan.
“Perjadin itu ditransfer langsung ke rekening, bisa dicek melalui rekening koran. Yang pasti, sesuai SOP, besarannya Rp50.000 per petugas,” tegasnya.
dr. Nery menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi internal agar kejadian serupa tidak terulang dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat bisa berjalan lebih baik di masa mendatang.