KENA WAJIB MILITER

Rokimdakas

Artikel76 Dilihat

SURABAYA, tretan.news – Lama nggak nulis, males nulis, nggak ada yang greget untuk ditulis dan sekarang eranya penulis mati. Campuraduk, mbulet kayak susure Mbokdhe alsebab menulis dan uang, sekarang nggak ada hubungane.

Per 12 April tet, hari kedua rioyo lalu, dari Mojokerto saya unjung2 ke Surabaya. Tanpa disangka saya kena “wajib militer”. Emakku yang selama dua tahun berpindah2 dirawat di rumah adik, nangis2 minta kembali ke rumah dan meminta saya untuk merawat. Ya wis, mau gimana lagi. Kenyataan harus dihadapi.

Padahal saya sama anak ragilku sudah menyiapkan dagangan ramuan rempah atau wedang uwuh untuk dititipkan ke warung2 jadi ambyar. Why? Karena nggak bisa ke mana2, siang malam harus mendampingi Emak yang nggak bisa berjalan sehingga harus menggunakan pakai kursi roda. Kebutuhan ke kamar mandi, masak n cemacem PR rumah tak tangani.

Lahir tanggal 17 Oktober 1927, jadi usianya Emakku berapa ya? Kira2 merambat seratus tahun ya? Daya ingatnya kuat. Hari lahir juga weton setiap cucunya masih hafal. Peristiwa masa kecilnya sejak jaman Belanda, Jepang sampik cemacem peristiwa dia ingat secara detail. Ketika dia cerita saya rekam untuk bahan tulisan.

Rasane awak saya kayak berada dalam penjara. Dulu, ada kawan yang dipenjara malah seneng karena bisa membelikan bojoe sepeda motor, bisa ngirimi duwit belanja, hasil dari jualan ubas. Ada temane yang sudah bebas kemudian cari gara2 agar dibui lagi karena “di dalam” merasa gampang cari uang. Lha aku?

“Wong Lamongan iku ya, jegurno got sik isok urip.” Kan gak enak blas guyonan iki, kesane sengak banget. Tapi kalo direnung2no, sebagai pewaris gen LA, onok bener yoan.

Teko guyonan iku aku buka jasa terapi bekam karo massage sambil nulis ngocehe Emakku.

Engkuk tak ceritani sambungane…

3 Juni 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *