Keguyuban Warga Desa Wedani Semarakkan Sedekah Bumi dengan Tasyakuran dan Pagelaran Wayang Kulit

Budaya437 Dilihat

GRESIK, tretan.news – Keguyuban dan kekompakan warga Desa Wedani, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, kembali terlihat dalam acara Tasyakuran Sedekah Bumi yang digelar di Pendopo Balai Desa Wedani pada Sabtu, 21 September 2024.

Acara ini berlangsung selama dua hari, dimulai pada Jumat, dengan rangkaian pembacaan tahlil dan sholawat, serta dilanjutkan dengan puncak acara pada Sabtu yang diisi dengan tasyakuran dan pagelaran wayang kulit di malam harinya.

Ketua Panitia Sedekah Bumi, Im Alkhoir, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih dan permohonan maaf atas kekurangan yang mungkin ada selama pelaksanaan acara.

Ia juga menjelaskan bahwa acara ini sepenuhnya didukung oleh swadaya masyarakat, dengan berbagai pihak yang memberikan kontribusi dana, seperti Pamsimas yang diketuai Subandi menyumbang sebesar 10 juta rupiah, Poktan yang dipimpin Mat Basori dan tim memberikan dukungan sebesar 6 juta rupiah, serta Koperasi Wedani Giri Nata yang turut berkontribusi 2 juta rupiah.

“Kita harus selalu bersyukur atas nikmat dan rezeki yang diberikan oleh Allah SWT. Kekompakan, keguyuban, dan kerukunan menjadi kunci utama dalam pelaksanaan sedekah bumi ini. Semoga ke depan, acara ini dapat terus berjalan dan membawa manfaat bagi kita semua,” ujar Im Alkhoir.

Acara ini juga dihadiri oleh beberapa pejabat penting, antara lain Umar Hasyim, S.H., M.M., Camat Cerme, bersama stafnya; Aiptu Andik Asworo, Kapolsek Cerme, bersama anggota, Lettu Toyib, Danramil Cerme, beserta jajarannya, serta kepala desa se-Kecamatan Cerme, tokoh masyarakat, dan tamu undangan lainnya. Total panitia yang terlibat dalam pelaksanaan acara ini berjumlah 30 orang.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Wedani, Hadi Sanjaya, S.E., menyampaikan terima kasih kepada seluruh warga dan tokoh masyarakat yang telah bekerja sama dengan baik untuk menyukseskan acara sedekah bumi tahun ini.

Ia juga memberikan pesan kepada generasi muda untuk menjauhi tindakan negatif seperti judi online, perkelahian, dan pernikahan dini.

“Saya mohon kepada semua warga untuk memanjatkan tiga doa saat mahalul qiyam: semoga Desa Wedani selalu aman, tenteram, sejahtera, serta tercukupi kebutuhan sandang dan pangan,” ungkap Hadi Sanjaya di hadapan para hadirin.

Sebagai hiburan utama, warga Desa Wedani dari RT 1 hingga RT 7 dan RW 1 hingga RW 3 dihibur dengan pagelaran Wayang Kulit yang menampilkan lakon “Semar Mbangun Deso”. Pagelaran tersebut dipimpin oleh Heru Pamungkas dari Kedung Dowo, Jombang, diiringi gamelan Gita Praja. Selain itu, warga juga disuguhkan kesenian Ludruk yang membawa lakon “Ngunduh Wohing Pakarti“, menjadikan malam itu penuh dengan budaya dan hiburan.

Camat Cerme, Umar Hasyim, dalam sambutannya menegaskan bahwa meskipun sedekah bumi adalah acara tahunan yang biasa, maknanya sangat mendalam. Ia mengapresiasi kekompakan masyarakat Desa Wedani dalam melestarikan tradisi ini.

“Di tengah pesatnya pembangunan, kita tidak boleh melupakan budaya nenek moyang. Kita harus bersyukur dan melestarikan tradisi ini agar dapat diwariskan kepada generasi berikutnya. Semoga Desa Wedani terus maju dan warganya diberkahi oleh Allah SWT dengan kesehatan, kesejahteraan, dan rezeki yang melimpah,” pungkas Umar Hasyim.

Acara Sedekah Bumi diakhiri dengan pembacaan tahlil, istighosah, dan mahalul qiyam, yang dipimpin oleh Mudin Soleh selaku MC acara tersebut. Suasana khidmat terasa saat seluruh warga turut mendoakan keselamatan dan kesejahteraan bagi Desa Wedani dan masyarakatnya.

Acara sedekah bumi ini tidak hanya menjadi simbol rasa syukur masyarakat kepada Sang Pencipta, tetapi juga menjadi ajang untuk memperkuat tali silaturahmi, keguyuban, dan kekompakan di antara warga desa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *