Intervensi Paksa, Talk Show Anti-Korupsi di UINSA Surabaya Batal Digelar

Berita, Hukum105 Dilihat

SURABAYA, tretan.news – Talk show yang diinisiasi oleh mahasiswa dan Senat Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya pada 28 Oktober 2024 berakhir dengan kekecewaan. Acara yang dijadwalkan menghadirkan KH Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans, calon Wakil Gubernur Jawa Timur nomor urut tiga, serta perwakilan LSM anti-korupsi LIRA dan LBH Founder Pinter Hukum ini terpaksa dibatalkan oleh panitia akibat adanya tekanan dari beberapa pihak yang tidak nyaman dengan penyelenggaraan acara tersebut.

Sedianya, talk show ini dijadwalkan berlangsung mulai pukul 10.00 WIB. Namun hingga pukul 13.00 WIB, tanda-tanda dimulainya acara tak kunjung terlihat.

Daftar hadir yang terisi hanya mencakup beberapa pengawas dari Bawaslu dan Panwascam, menunjukkan bahwa situasi di lokasi tidak kondusif bagi berlangsungnya kegiatan edukatif tersebut.

Mahmudin Samin, Ketua Senat Mahasiswa UINSA, menyampaikan penyesalan mendalam terkait intervensi dari beberapa pihak internal kampus. Intervensi ini, menurutnya, menghalangi niat mahasiswa untuk mengadakan kegiatan yang bertujuan mengedukasi generasi muda dan masyarakat mengenai isu anti-korupsi dan komitmen calon pemimpin daerah terhadap transparansi.

“Kami sangat menyesalkan situasi ini, di mana upaya untuk memberikan edukasi tentang anti-korupsi bagi calon pemimpin daerah terhalang oleh berbagai intervensi,” tuturnya.

Pembatalan terjadi setelah sebagian besar mahasiswa dan panelis yang sedianya hadir mendadak mengundurkan diri, meskipun persiapan telah dilakukan dengan matang. Kehadiran LSM anti-korupsi LIRA yang diwakili oleh Samsudin, Gubernur LSM LIRA Jatim, ikut memperkuat urgensi acara ini.

Dalam keterangannya, Samsudin yang akrab disapa Bang Sam, menilai bahwa acara tersebut seharusnya menjadi momentum penting bagi pemuda, terutama pemilih pemula, untuk memahami komitmen calon pemimpin dalam memberantas korupsi di Jawa Timur.

“Acara ini seharusnya menjadi momen penting untuk memberikan pemahaman kepada pemuda sebagai pemilih pemula mengenai komitmen calon pemimpin di Jawa Timur terhadap masalah ini,” jelas Samsudin. Kekecewaannya juga mencerminkan ketidakseriusan pihak-pihak tertentu dalam menghadapai isu korupsi yang meresahkan.

Sebagai langkah lanjut, LIRA Jatim berencana meminta klarifikasi kepada pihak rektorat mengenai pembatalan acara ini dan berharap agar seminar edukasi tersebut dapat diselenggarakan di waktu dan tempat yang sama di kemudian hari.

“Kejadian ini menjadi refleksi penting mengenai tantangan yang dihadapi dalam upaya memberantas korupsi dan pentingnya dukungan untuk inisiatif-inisiatif edukatif di kalangan mahasiswa,” tandas Samsudin.

Situasi ini pun menjadi peringatan akan pentingnya mendukung upaya edukasi di kalangan generasi muda, terutama dalam membangun kesadaran akan pentingnya integritas di kalangan calon pemimpin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *