Inovasi Terbaru RSUD Bangil Buka Layanan Psikiatri Anak Dan Untuk Menjawab Krisis Mental Gen Z

Berita64 Dilihat

PASURUAN, Tretan.News – Kesehatan mental kini menjadi tantangan serius yang dihadapi Generasi Z (Gen Z). Tekanan hidup, banjir nya arus media sosial, hingga ketidakpastian ekonomi membuat angka stres, kecemasan, dan depresi meningkat signifikan dibanding generasi sebelumnya.

Intensitas paparan media sosial kerap memperburuk kondisi. Kebiasaan overthinking dan kecenderungan membandingkan diri dengan orang lain membuat Gen Z semakin rentan.

Menjawab kebutuhan itu, RSUD Bangil menyiapkan layanan kesehatan jiwa yang cukup lengkap. Tiga dokter spesialis jiwa bersama seorang psikolog disiagakan, dengan jam layanan setiap Senin sampai Sabtu pukul 08.00–13.00.

Semua layanan ini sudah terintegrasi dengan BPJS Kesehatan sehingga dapat diakses masyarakat tanpa harus terbebani biaya.

Menurut dr. Darmi Sapto Kurniwati, Tim Kerja RSUD Bangil, kasus yang ditangani cukup beragam. Pada kelompok anak-anak, terbanyak adalah kasus kongenital atau bawaan lahir, diikuti ADHD, autisme, serta gangguan kecemasan.

Sedangkan untuk remaja dan Gen Z, keluhan paling dominan adalah kecemasan dan depresi.

“Beda dengan layanan psikiatri umum yang lebih fokus pada pasien dewasa dengan depresi atau skizofrenia, psikiatri anak menitikberatkan pada aspek tumbuh kembang. Faktor keluarga harus ikut dilibatkan dalam terapi. Orang tua tidak bisa lepas tangan,” jelas dr. Darmi.

Fasilitas pendukung pun diperkuat, termasuk kolaborasi dengan rehabilitasi medik. Terapi psikologis dipadukan dengan terapi fisik agar anak tetap bisa tumbuh optimal. Bahkan, layanan ini melibatkan berbagai profesional lintas bidang.

“Ada psikiater anak dan remaja, pediatri-neonatologi, psikolog, tim rehabilitasi medik, hingga hipnoterapi. Jadi, pendekatannya lebih komprehensif,” ungkap dr. Darmi.

Kasus kongenital menjadi tantangan tersendiri. Berbeda dengan gangguan mental akibat tekanan lingkungan, kondisi bawaan lahir memerlukan terapi jangka panjang. Penanganan kerap melibatkan kombinasi psikoterapi dan terapi fisik secara berkesinambungan.

Karena itu, RSUD Bangil menekankan pentingnya kewaspadaan dini. Orang tua diminta lebih peka terhadap perubahan perilaku anak, mulai dari mood swing, sulit tidur, pola makan terganggu, hingga menurunnya konsentrasi.

“Kalau ada tanda-tanda berbeda, segera konsultasi. Jangan menunggu sampai parah. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik,” tegas dr. Darmi.

Hal serupa berlaku bagi Gen Z. Rasa cemas, insomnia, maupun overthinking yang berkepanjangan tidak boleh dianggap sepele.

“Itu bisa menjadi gejala awal gangguan mental serius. Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang untuk pulih,” tambahnya.

RSUD Bangil mengusung semangat “Kesehatan Mental Anak dan Remaja: Ceria, Berkembang, dan Berseri”. Dengan layanan kolaboratif, rumah sakit ini berharap bisa menjadi garda terdepan dalam merespons krisis kesehatan mental di kalangan muda.

“Ini layanan yang di dalamnya terdapat kolaborasi beberapa profesional kesehatan untuk menangani gangguan jiwa pada tumbuh kembang anak dan remaja. Harapannya, anak-anak kita bisa tumbuh lebih sehat secara mental maupun fisik,” pungkas dr. Darmi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *