Gemerlap Bulusari Night Carnival: Meriahkan Ruwat Desa dan Peringatan Hari Jadi Pasuruan ke-1095

Berita, Budaya, Daerah683 Dilihat

PASURUAN, tretan.news – Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Pasuruan ke-1095, Pemerintah Desa Bulusari, Kecamatan Gempol, Pasuruan, menggelar acara spektakuler bertajuk “Bulusari Night Carnival” pada Sabtu malam, 21 September 2024. Acara ini sekaligus menjadi bagian dari tradisi Ruwat Desa yang telah menjadi identitas budaya desa.

Karnaval yang digelar pada malam hari ini sukses memikat perhatian ribuan warga dan wisatawan yang hadir. Bulusari Night Carnival bukan hanya menampilkan keindahan visual, tetapi juga menjadi ajang untuk mempromosikan potensi lokal desa, yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Sebelum peserta karnaval diberangkatkan, penonton disuguhkan drama kolosal “Ramayana” selama 20 menit. Yang menarik, para pemeran utama dalam drama ini adalah tokoh-tokoh dari Desa Bulusari.

Kepala Desa Bulusari, Siti Nurhayati, memerankan Dewi Sinta, sementara suaminya, H. Tuin, tampil sebagai Rama. Selain itu, jajaran perangkat desa dan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) turut serta dalam pertunjukan ini, memberikan nuansa tradisional yang kuat dan memukau penonton.

Tepat pada pukul 18.00 WIB, peserta pertama dilepas oleh Komari, Camat Gempol, dari lapangan Desa Bulusari. Rombongan pembuka diisi oleh perangkat desa dan anggota BPD, diikuti oleh sebelas dusun yang ada di Desa Bulusari.

Masing-masing peserta karnaval mempersembahkan penampilan kreatif mereka saat melintasi jalur utama desa, di mana penonton telah berjejer sepanjang rute.

Rute karnaval dimulai dari lapangan desa, melewati sejumlah dusun, dan berakhir di depan Balai Desa Bulusari.

Setiap kelompok peserta diberikan waktu sekitar lima menit untuk menampilkan atraksi di lokasi-lokasi yang telah ditentukan oleh panitia. Penampilan mereka dihiasi dengan kostum, dekorasi, dan tata cahaya yang semakin memeriahkan suasana malam itu.

Ketua panitia, H. Tuin, menjelaskan alasan menggelar karnaval ini pada malam hari. “Kami ingin memberikan sesuatu yang berbeda dari biasanya. Karnaval umumnya diadakan siang hari, namun kami memilih malam agar tidak mengganggu aktivitas warga. Selain itu, suasana malam dengan tata cahaya yang indah membuat pertunjukan lebih menarik untuk dinikmati,” jelas H. Tuin.

Dia juga menambahkan bahwa karnaval ini merupakan bagian dari upaya untuk mempromosikan potensi Desa Bulusari.

“Melalui Bulusari Night Carnival, kami berharap bisa mengangkat berbagai potensi yang dimiliki desa kami, baik dari sisi budaya, wisata, maupun ekonomi, sehingga dapat berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Dari pantauan tim Tretan.News di lapangan, Bulusari Night Carnival dipadati oleh ribuan penonton yang datang dari berbagai daerah.

Mereka memenuhi sepanjang jalan yang dilewati peserta karnaval, menyaksikan setiap atraksi dengan antusias. Pengunjung datang bersama keluarga, teman, dan kerabat untuk menikmati malam yang berbeda dari biasanya.

Salah satu pengunjung, Tri, mengungkapkan kekagumannya terhadap acara ini. “Atmosfernya sangat meriah. Dengan lampu-lampu yang terang benderang, suasana malam di Bulusari terasa magis dan mempesona. Ini benar-benar pengalaman yang tak terlupakan,” ujarnya.

Bulusari Night Carnival bukan hanya acara karnaval biasa, melainkan perpaduan antara tradisi dan inovasi. Melalui acara ini, Desa Bulusari berhasil menunjukkan kekayaan budaya dan kreativitasnya kepada masyarakat luas.

Dengan suksesnya acara ini, diharapkan Bulusari dapat terus berkembang dan menjadi destinasi wisata budaya yang menarik, serta mampu menggerakkan perekonomian lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *