SAMPANG, Tretan.News – Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kabupaten Sampang, Jumat siang (24/10/2025), membawa duka bagi Mutmainah (45), warga Dusun Karongan, Desa Tanggumong, Kecamatan Sampang. Rumah sederhana berukuran 6×5 meter yang selama ini menjadi tempat berteduhnya bersama keluarga, roboh seketika sekitar pukul 12.00 WIB dan juga karena faktor usia.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun seluruh bagian rumah luluh lantak hingga hanya tersisa tumpukan kayu dan pecahan genting. Mutmainah hanya bisa menatap pilu sisa-sisa bangunan yang dulu penuh kenangan.
“Saya masih tidak percaya, rumah ini tempat saya membesarkan anak-anak. Tadi siang anginnya kencang sekali, tiba-tiba dinding depan ambruk, disusul bagian lainnya. Syukur kami semua selamat,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
Mutmainah adalah seorang janda dengan lima anak. Tiga di antaranya yatim setelah ayah mereka meninggal beberapa tahun lalu, bahkan salah satu anaknya belum sempat mengenal sang ayah karena ditinggal sejak dalam kandungan.
Dalam kesederhanaan dan keterbatasan, ia tetap berjuang keras demi masa depan anak-anaknya yang masih sekolah.
Mendengar kabar itu, tim BPBD Kabupaten Sampang bersama AGISENA BPBD Jawa Timur, perangkat desa, dan warga setempat langsung datang membantu.
Mereka bergotong royong menyingkirkan puing-puing rumah dan memberikan bantuan logistik agar keluarga Mutmainah tetap bisa bertahan di tengah cobaan.

Bantuan yang diberikan antara lain kasur lipat, matras, kompor, pakaian, lauk pauk, peralatan masak, serta terpal untuk tempat sementara. Meski sederhana, bantuan itu menjadi bentuk nyata perhatian dan kepedulian terhadap warga yang tertimpa musibah.
Kepala BPBD Kabupaten Sampang melalui petugas di lapangan menyampaikan bahwa kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah.
“Kami terus berupaya hadir cepat di setiap kejadian. Yang utama bagi kami adalah memastikan korban selamat dan mendapat bantuan awal,” ujarnya.
Kini, di bawah langit Sampang yang mulai berawan, Mutmainah duduk di antara puing rumahnya. Haru sekaligus syukur terpancar dari wajahnya sebab di balik runtuhnya dinding rumahnya, masih berdiri teguh semangat dan harapan untuk membangun kembali.







