SAMPANG, tretan.news – Menanggapi pernyataan segelintir orang yang mengaku kelompok Jawa Timur, menyinggung pemilihan Ketua Umum DPP Madas yang disebutnya tidak demokratis, Dewan Penasehat DPC Madas Sampang, Mois, angkat bicara.
Dengan nada santai tapi menohok, Mois menyebut tuduhan itu seperti menyalahkan pertandingan bola, yang dia sendiri tidak datang menonton.
“Lucu juga, ada orang ribut soal hasil pertandingan, padahal dia tidak ada di stadion, tidak beli tiket, apalagi ikut latihan. Terus tiba-tiba menuduh wasit curang,” ujarnya sambil tersenyum.
Menurut Mois, pemilihan 7 Agustus 2025 di Hotel Eldon Estate Surabaya, sudah dilakukan sesuai AD/ART, dihadiri perwakilan resmi dari berbagai daerah, dan keputusan diambil secara mufakat.
“Kalau semua peserta forum setuju, itu namanya aklamasi. Aklamasi bukan berarti paksaan. Kecuali mungkin kalau di dunia dia, mufakat itu hanya sah kalau dia yang menang,” sindirnya.
Mois menambahkan, klaim bahwa Madas “hanya milik segelintir orang di Jawa Timur” adalah pernyataan yang lebih cocok masuk kategori drama sinetron, bukan fakta organisasi.
“Kalau memang peduli demokrasi, datanglah ke forum resmi. Jangan cuma bikin monolog di luar panggung. Demokrasi itu proses, bukan stand-up comedy,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa persatuan orang Madura tidak boleh dikalahkan oleh ego pribadi.
“Kita ini satu darah, bukan satu geng di warung kopi yang gampang tersinggung kalau nggak diajak nongkrong,” ucapnya sambil tertawa tipis.
Menutup pernyataannya, Mois melempar kalimat satir:
“Kalau mau jadi pejuang demokrasi, jangan cuma jadi pejuang status. Demokrasi itu bukan sekadar kata-kata manis di media, tapi hadir, bicara, dan ikut ambil keputusan di forum yang sah.” Pungkasnya.