Deklarasi Bumbung Kosong dalam Pilkada Gresik: Ali Candi dan Mega Bagus Soroti Fenomena Calon Tunggal

Berita, Politik, Sosial164 Dilihat

GRESIK, tretan.newsAli Candi GenPabumi menggelar deklarasi dukungan terhadap bumbung kosong dalam ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gresik, yang berlangsung di Taman Gresik, Jalan Sumatra No.12, Setingi, Randuagung, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, pada Minggu (30/09/2024).

Ali Candi, tokoh sentral dalam acara tersebut, menyoroti pentingnya kehadiran bumbung kosong atau yang sering disebut kotak kosong dalam kontestasi politik, terutama ketika hanya ada satu pasangan calon (paslon) yang bertarung tanpa lawan. Menurut Ali, fenomena bumbung kosong muncul sebagai simbol oposisi terhadap calon tunggal yang tidak memiliki penantang.

Dalam berbagai Pilkada, termasuk di sejumlah wilayah di Jawa Timur, istilah ini sering digunakan ketika tidak ada kandidat lain yang mendaftar, sehingga bumbung kosong berperan sebagai lawan simbolis.

Bumbung kosong muncul sebagai alternatif dalam situasi di mana kandidat tunggal tidak memiliki lawan. Hal ini seolah menunjukkan bahwa tidak ada sosok lain yang pantas dipilih, padahal banyak calon potensial yang sebenarnya mampu memimpin,” ujar Ali Candi.

Ia menambahkan bahwa fenomena ini perlu dihindari karena merugikan warga yang menjadi subyek utama dalam demokrasi substantif.

“Dalam demokrasi, rakyat seharusnya memilih berdasarkan kualitas dan integritas kandidat, bukan karena terpaksa memilih satu-satunya calon yang ada,” lanjutnya.

Ali juga menegaskan bahwa kemenangan bumbung kosong adalah kemenangan seluruh masyarakat. Kemenangan ini bukan berarti mengalahkan paslon tunggal, tetapi memberikan kesempatan bagi munculnya calon baru dalam pemilihan ulang yang bisa lebih merepresentasikan keinginan pemilih.

Mega Bagus Saputro, salah satu tokoh lain yang hadir dalam acara tersebut, menyampaikan harapannya terkait fenomena bumbung kosong.

“Dukungan terhadap bumbung kosong memberikan pilihan demokrasi yang nyata bagi masyarakat. Ketika bumbung kosong menang, itu menunjukkan bahwa demokrasi yang selama ini dikendalikan oleh elite partai bisa kembali kepada rakyat,” tegasnya.

Mega Bagus juga mengkritik kondisi saat ini di mana hanya ada satu paslon dalam Pilkada Gresik, yang seolah-olah membungkam peran kontrol dari anggota DPRD Gresik.

Menurutnya, keberadaan bumbung kosong memberi harapan bagi pemulihan fungsi kontrol legislatif, serta membuka peluang bagi calon-calon lain untuk maju dalam kontestasi berikutnya.

“Kami berharap agar dukungan terhadap bumbung kosong terus disuarakan oleh masyarakat Gresik. Jika bumbung kosong menang, pilkada bisa diulang, dan akan ada calon baru yang lebih sesuai dengan kehendak pemilih. Fungsi pengawasan DPRD juga bisa dimaksimalkan,” pungkasnya.

Acara deklarasi ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat yang menginginkan adanya perubahan dalam sistem demokrasi di Kabupaten Gresik, terutama dalam menghadapi Pilkada 2024 yang diwarnai oleh fenomena calon tunggal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *