PASURUAN, tretan.news -Calon Gubernur Jatim 2024 nomor urut 3, Tri Rismaharini mendatangi Limasan Pak AW di Kelurahan Petungasri, Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jumat (08/11/2024)
Kedatangan mantan Menteri Sosial ini untuk mendengar keluh kesah dan menyerap aspirasi dari massa simpatisannya.
Dengan dimoderatori oleh Andri Wahyudi, acara yang berformat talk show itu berjalan cukup gayeng. Segala unek-unek keluar dari para hadirin. Mulai dari masalah pertanian sampai pariwisata.
Dari sektor pertanian, petani mangga mengeluhkan regulasi yang tak bersahabat. Ia bersama petani mangga lainnya tak dapat menikmati pupuk subsidi. Lalu, masalah klasik juga kerap terjadi. Yakni harga jual turun saat panen.
Sedangkan di sektor pariwisata, pegiat wisata di Kabupaten Pasuruan menginginkan peningkatan sarpras. Terutama transportasi dan PJU.
Ada juga yang meminta peningkatan SDM pelaku wisata. Sebab, beberapa kali masalah muncul ketika wisatawan asing mengajak berkomunikasi. Banyak pelaku wisata yang tidak menguasai bahasa asing.
Dari beberapa pertanyaan, jawaban Risma cukup lugas dan menyentuh holistis. Terkait pupuk, ia punya solusi jitu. Bukan mengubah regulasi, tetapi menciptakan formula pupuk yang efisien dan efektif.
“Kalau sekarang saya tidak bisa menjanjikan. Karena masih dikaji oleh tim ahli. Nanti saya konsultasikan lagi. Pupuk ini cukup berpengaruh. Jangan sampai karena pupuk kualitas dan taste mangganya berubah,” paparnya.
Lalu terkait harga jual turun di saat musim panen, Risma menyarankan untuk membuat mangga menjadi makanan-minuman olahan. Untuk jangka pendek, ia bisa membantu menjembatani komunikasi antara petani mangga dengan pihak ekspor-impor.
“Saya sudah mencoba mangga alpukat ini. Ini sudah layak ekspor. Nanti saya bantu komunikasikan. Kalau masalah ini gak usah nunggu saya jadi Gubernur,” ujarnya yang langsung disambut tepuk tangan hadirin.
Sedangkan masalah di Pariwisata, ia sudah menyiapkan program yang jitu. Secara khusus mantan Walikota Surabaya ini menerapkan sistem industri pariwisata.
Kunci dari industri pariwisata ini adalah melibatkan beragam sektor ke dalam pariwisata. Contohnya kuliner, kesenian, budaya dan lainnya.
“Tak sekadar tempat wisata, tetapi juga melibatkan kuliner, kesenian, perhotelan, dan aspek lainnya. Termasuk juga upgrade SDM-nya. Misalnya diberi pembekalan bahasa asing,” tuturnya.
Berkat industri pariwisata ini, ia sempat membawa Kota Surabaya meraih kota terbaik di bidang pariwisata versi Yokatta Wonderful Indonesia Tourism Awards 2018.
“Di Surabaya itu tak ada pemandangan alam yang bagus. Tapi di 2018 kami berhasil meraih yang terbaik mengalahkan Denpasar. Caranya menggerakkan semua sektor. Jadi ini adalah industri,” tutupnya.