Belum Ada Titik Terang, Kasus Dugaan Bullying oleh Oknum Guru Masuk Meja DPRD Pamekasan

Berita87 Dilihat

Pamekasan, tretan.news Dunia pendidikan di Kabupaten Pamekasan kembali menjadi sorotan publik setelah mencuatnya dugaan kasus perundungan (bullying) dan diskriminasi yang menimpa seorang siswa sekolah dasar.

AU (12), siswa kelas VI di salah satu SD Negeri di Pamekasan, diduga menjadi korban perlakuan tidak adil sejak duduk di bangku kelas IV. Peristiwa tersebut diduga melibatkan kepala sekolah serta sejumlah guru dan terjadi pada 11 September 2023.

Menyikapi aduan yang diajukan oleh orang tua korban, Komisi IV DPRD Kabupaten Pamekasan menggelar pertemuan resmi pada Rabu, 23 April 2025. Dalam forum itu, sejumlah pihak turut dipanggil, termasuk perwakilan sekolah, Dinas Pendidikan, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3AP2KB).

NR (38), ibu kandung AU, menjelaskan bahwa kasus ini telah dilaporkan secara resmi pada 5 Oktober 2023. Namun, hingga kini belum ada kejelasan atau tindakan tegas dari pihak sekolah, Dinas Pendidikan, maupun aparat kepolisian. Ia pun akhirnya memutuskan untuk mendatangi DPRD guna mencari keadilan bagi anaknya.

“Kasus ini sudah kami laporkan, tapi belum ada titik terang. Karena itu, saya mendatangi DPRD Pamekasan untuk mencari keadilan. Alhamdulillah, laporan saya diterima dan ditindaklanjuti,” ungkap NR.

NR mengungkapkan bahwa setelah insiden itu, pihak sekolah justru mencoba mengeluarkan AU dengan tuduhan melakukan pelanggaran berat. Ia membantah keras tuduhan bahwa anaknya membawa senjata tajam dan membahayakan keselamatan guru dan siswa lain.

“Anak saya dituduh melakukan tindakan yang membahayakan guru dan murid serta membawa senjata tajam, padahal itu tidak benar. Bahkan, kepala sekolah diduga menggelar rapat bersama para guru untuk mengeluarkan anak saya dan melaporkannya ke Dinas Pendidikan sebagai anak yang nakal,” jelasnya.

Akibat tekanan tersebut, AU mengalami gangguan mental serius. Ia menjadi takut untuk berinteraksi dan lebih memilih mengurung diri di dalam kelas. Berdasarkan hasil pemeriksaan medis di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, AU diketahui mengalami depresi yang mempengaruhi kondisi fisiknya, termasuk pembengkakan pada organ liver dan ginjal.

“Ini sangat memprihatinkan. Sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak belajar serta membentuk karakter. Namun, kenyataannya justru sebaliknya,” tambah NR dengan nada kecewa.

Menanggapi aduan tersebut, Sekretaris Komisi IV DPRD Pamekasan, Imam Syafi’e, menegaskan komitmen pihaknya untuk mengusut tuntas dugaan kasus ini. Menurutnya, DPRD telah melakukan pemanggilan terhadap semua  pihak terkait dan akan melakukan pemantauan langsung ke lapangan.

“Kami akan mengawal kasus ini hingga tuntas. Ke depannya kami juga akan turun langsung ke sekolah untuk melakukan pemantauan dan pertemuan lanjutan bersama Dinas Pendidikan, agar kejadian serupa tidak terulang di sekolah manapun di Kabupaten Pamekasan,” tegas Imam.

Sementara itu, TH, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah yang kini menjabat, menyatakan bahwa ia belum berada di posisi tersebut saat kejadian berlangsung. Namun, ia membenarkan bahwa beberapa guru telah dipanggil oleh Dinas Pendidikan dan sebagian telah dipindahkan dari sekolah tersebut.

“Kami sudah memberikan pengarahan kepada seluruh guru agar tetap memberikan layanan pendidikan yang baik tanpa membeda-bedakan siswa, agar tidak ada lagi istilah bullying dan diskriminasi,” terang TH.

Terkait kondisi AU saat ini, TH mengungkapkan bahwa siswa tersebut telah absen selama sepekan karena sakit. Ia juga membantah bahwa AU mengalami ketakutan untuk berinteraksi.

“Sebelum jatuh sakit, AU masih sempat bergaul dengan siswa lain dan bahkan sempat menyapa saya. Tidak terlihat adanya ketakutan seperti yang disebutkan,” pungkasnya.

Kasus ini terus menjadi perhatian publik, terutama masyarakat Pamekasan yang berharap agar dunia pendidikan benar-benar menjadi tempat yang aman, adil, dan mendukung tumbuh kembang anak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *