PASURUAN, tretan.News – Di halaman tempat penyerahan bantuan itu, senyum-senyum yang lahir dari usia panjang tampak lebih jujur daripada kata-kata. Wajah-wajah yang tak lagi muda, dengan garis letih yang sulit disembunyikan, justru memancarkan keceriaan ketika satu per satu tukang becak lansia di Kabupaten Pasuruan menerima becak listrik kendaraan baru yang memberi mereka harapan untuk kembali mengayuh hidup.
Program bantuan becak listrik dari Presiden Prabowo Subianto mulai disalurkan di Kabupaten Pasuruan sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan tukang becak lanjut usia. Pada tahap awal, 100 unit becak listrik didistribusikan di Kabupaten Pasuruan dan sejumlah daerah lain.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional (GSN), Mayjen TNI (Purn) Firman Dahlan, menjelaskan bahwa bantuan ini diperuntukkan bagi pengemudi becak berusia 55 tahun ke atas. Program tersebut dirancang agar para lansia tetap produktif dan memiliki sumber penghasilan yang layak.
“Becak listrik ini bisa menjadi simbol kepercayaan diri dan semangat para lansia untuk tetap menjadi tulang punggung keluarga,” ujar Firman.
Ia mengakui, keterbatasan produksi membuat penyaluran bantuan belum bisa menjangkau seluruh kebutuhan di lapangan. Namun, program ini akan terus dilanjutkan secara bertahap.
Menurut Firman, penggunaan tenaga listrik membuat becak lebih hemat biaya operasional dan ramah lingkungan, sekaligus memberi peluang bagi tukang becak untuk bersaing dengan moda transportasi lain yang kian berkembang.

Bupati Pasuruan M. Rusdi Sutejo menyambut baik program tersebut. Ia berharap bantuan becak listrik benar-benar dapat meringankan beban kerja tukang becak lansia dan dimanfaatkan dengan baik.
“Becak ini nyaman, operasionalnya lebih murah, dan saya yakin bisa menambah penghasilan abang-abang becak,” kata Rusdi.
Ia juga menegaskan bahwa penggunaan becak listrik tetap mengikuti aturan lalu lintas yang berlaku, sebagaimana becak dan bentor lainnya.
Terkait kesiapan pengemudi, Rusdi menyebut pelatihan penggunaan becak listrik telah diberikan sebelumnya, sehingga para penerima hanya membutuhkan waktu untuk beradaptasi.
Di tengah seremoni, suasana menjadi lebih hangat ketika para penerima bantuan tampak mencoba duduk dan menghidupkan becak listrik mereka. Di balik tangan yang mulai gemetar dan punggung yang tak lagi tegak sempurna, tersimpan semangat untuk kembali bekerja.
Salah seorang penerima becak listrik mengaku bantuan ini membangkitkan kembali harapannya yang sempat padam.
“Saya sempat berhenti narik becak karena becak engkol capek, usia juga sudah tua. Sudah hampir sepuluh tahun tidak narik. Semoga dengan becak listrik ini saya bisa kerja lagi, karena yang saya bisa memang narik becak,” ujarnya lirih.
Bagi para tukang becak lansia di Pasuruan, becak listrik bukan sekadar alat transportasi. Ia menjadi penanda bahwa di usia senja pun, masih ada ruang untuk bekerja dengan lebih manusiawi dan harapan untuk terus melaju, meski perlahan.







