SAMPANG, Tretan.News – Warga Desa Batoporo Barat, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, digemparkan dengan kelahiran seorang bayi perempuan yang mengalami kelainan fisik genetik. Bayi tersebut merupakan buah hati pasangan suami istri berinisial PN dan N.
Bayi itu lahir pada Minggu, 21 September 2025, di Pos Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Batoporo Barat.
Namun, karena kondisi fisiknya yang memprihatinkan, bidan desa segera merujuknya ke RSUD dr. Mohammad Zyn Sampang, sebelum akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS Unair) Surabaya untuk menjalani tindakan operasi.
Setelah menjalani perawatan di Surabaya, bayi tersebut akhirnya kembali ke rumah orang tuanya di Batoporo Barat pada Jumat (10/10/2025) pagi.
Kabar kepulangannya pun mendapat perhatian dari pemerintah desa (Pemdes) Batoporo Barat, Bhabinsa, serta bidan desa, yang datang langsung untuk menjenguk dan memastikan kondisi bayi serta keluarganya.
Tak hanya dari pihak desa, Camat Kedungdung, Muhammad Sulhan, bersama Ketua TP PKK Kecamatan Kedungdung, Nor Sulhan, juga turut hadir dalam kunjungan tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap warganya.
“Bayi ini baru pulang kemarin dari RS Unair Surabaya usai menjalani operasi karena kelainan genetik. Kami datang untuk menjenguk sekaligus memberikan dukungan moral kepada keluarga,” ujar Nor Sulhan, Ketua TP PKK Kecamatan Kedungdung.
Ia menambahkan, kunjungan itu juga merupakan wujud kepedulian terhadap keluarga kurang mampu.
“Senin hingga Kamis nanti, bayi ini harus kembali kontrol ke Surabaya. Untuk urusan administrasi dan kebutuhan selama di sana, pihak desa sudah membantu semampunya,” tambahnya.
Sementara itu, Camat Kedungdung, Muhammad Sulhan, menyampaikan rasa kecewa karena tidak ada perwakilan tenaga medis dari wilayah kerja setempat yang turut hadir memeriksa kondisi bayi pascaoperasi.
“Kami sangat berharap ada dokter dari wilayah kerja yang datang melihat langsung kondisi bayi setelah operasi. Ini penting sebagai bentuk tanggung jawab dan perhatian terhadap warganya,” tegasnya.
Bidan Desa Batoporo Barat, Siti Fatimah, membenarkan bahwa bayi tersebut memang lahir dengan kelainan genetik dan telah menjalani penanganan intensif di dua rumah sakit berbeda.
“Awalnya bayi dirawat di RSUD dr. Mohammad Zyn Sampang, lalu dirujuk ke RS Unair Surabaya untuk penanganan lanjutan. Saat ini kondisinya mulai membaik, meski masih perlu pemantauan dan kontrol rutin,” ungkapnya.