Penulis : Bang_Je
Teknologi AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan mengalami perkembangan yang luar biasa setiap tahunnya. Kehadirannya, disertai fitur, fungsi, dan tampilan baru, semakin mempengaruhi banyak aspek kehidupan manusia termasuk pendidikan. Kecerdasan buatan mulai berperan dalam kegiatan pendidikan sekolah dan universitas. Kecerdasan buatan adalah bagian sentral dari pengembangan teknologi pendidikan. Tentu saja, ini memiliki implikasi yang jelas bagi kehidupan kerja masyarakat di masa depan.
Berbicara tentang teknologi pendidikan, jujur saja kita harus mengatakan bahwa teknologi ini belum sepenuhnya dimanfaatkan dalam ilmu pengetahuan. Di zaman yang semakin kompetitif ini, masih terdapat lembaga pendidikan yang tidak mengintegrasikan teknologi ke dalam kegiatan belajar mengajarnya. Jelas, sekolah saat ini perlu memanfaatkan munculnya teknologi yang memudahkan pekerjaan guru atau siswa.
Sekolah dapat menggunakan aplikasi atau media yang mengotomatiskan tugas seperti memberikan umpan balik, memilih materi pembelajaran yang sesuai, atau menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan siswa. Setiap orang tua hendaknya menanyakan minat dan bakat masing-masing anak. Kita tahu bahwa setiap anak adalah unik. Jika orang tua diajari keterampilan profesional yang diinginkan di usia muda, anak-anak dapat mengembangkannya lebih jauh selama tahun-tahun sekolah mereka. Salah satu keterampilan yang dapat dipelajari sejak dini adalah mengontrol dan memantau proses belajar seseorang. Ini juga dikenal sebagai belajar mandiri.
Sebuah sistem yang memungkinkan siswa untuk secara proaktif mengubah kemampuan intelektual mereka melalui pikiran, perasaan, dan tindakan menjadi keterampilan akademik yang membantu mereka mencapai tujuan mereka. Siswa yang dapat mengatur sendiri pembelajarannya di rumah atau di sekolah. Siswa akan dengan mudah menjalani kehidupan yang lebih cepat di era kecerdasan buatan berkat orang tua dan guru. Siswa dapat memahami dan mengelola keterbatasan belajar mereka.
Kita dapat mengatakan bahwa kenyataan di bumi berbeda. Meskipun keterampilan belajar mandiri memiliki keunggulan akademik. Masih banyak anak yang tidak memiliki kesempatan yang cukup di sekolah untuk menggali dan mempraktekkan keterampilan tersebut dengan dukungan guru mereka. Ketika anak-anak menggunakan aplikasi pembelajaran digital informal, misal aplikasi Youtube, Instagram atau Tiktok, mereka mungkin memiliki terlalu banyak kebebasan, yang mengakibatkan pembelajaran yang tidak produktif. Dapat dikatakan, sekolah masih memihak pada teknologi pendidikan yang formal seperti e-book maupun video animasi.
Kita kembali dihadapkan dengan pertanyaan apakah anak-anak kita mampu mengendalikan dan menavigasi diri dengan kecerdasan buatan. dengan memilih kecerdasan buatan, tentu memberikan porsi besar atas kendali di pembelajaran. anak-anak akan terbiasa dengan hal-hal otomatis sehingga menekan peluang bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan belajar secara mandiri. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan guru untuk mendukung, mengawasi, dan menilai anak sehingga mereka dapat mengatur sistem pembelajaran dan menggunakan teknologi pendidikan secara bermakna dan efektif.