Aksi Massa Sempat Ricuh, DPRD Kota Malang Sepakat Kawal Tuntutan Mahasiswa

Berita, Politik257 Dilihat

MALANG RAYA, tretan.news – Gedung DPRD Kota Malang diserbu ribuan massa menyuarakan tuntutan menolak revisi UU Pilkada. Mereka datang dari berbagai organisasi yang tergabung dalam HMI, BEM Malang Raya, GMNI, IMM, GMKI, PMII hingga PMKRI St Agustinus melakukan aksi demo di halaman depan Gedung DPRD Kota Malang dan Balai Kota Malang, pada Jumat (23/08/2024) sore.

Dalam orasinya menegaskan bahwa aksi yang dilakukan bukanlah aksi damai, akan tetapi aksi untuk menang. Mereka merasa dikhianati atas upaya DPR RI yang dianggap telah mengesampingkan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam rencana pengesahan RUU Pilkada.

“DPR hari ini bukan lagi Dewan Perwakilan Rakyat, tapi Dewan Penghianat Rakyat. Meskipun RUU Pilkada dibatalkan, tapi pemerintah sudah melampaui batas dan tidak lagi mendengarkan suara rakyat,” teriak salah satu orator dalam orasinya.

Aksi tersebut mengundang kericuhan, beberapa orang melempar batu, kemudian merusak fasilitas gedung, dan mencoret-coret tembok gedung DPRD Kota Malang. Tidak hanya itu para aksi juga terlihat memaksa membuka pintu gerbang DPRD Kota Malang serta melakukan aksi pembakaran ban di depan gerbang.

Aparat keamanan yaitu Polri dan TNI telah telah melakukan pengaman dan tindakan dalam mengendalikan masa yang sangat ricuh. Tapi para demonstran sangat bersikeras melanjutkan aksinya, walaupun sudah melakukan negoisasi dengan pihak kepolisian.

“Kami tidak akan mundur hingga sampai tuntutan kami dipenuhi,” tegasnya.

Pada lokasi para aksi masih bersih tegang dan pihak keamanan masih berusaha menengkan massa aksi.

Untuk meredam aksi agar tidak semakin memanas, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota  Malang  I Made Riandiana Kartika keluar menemui massa.

Made memastikan bahwa apa yang menjadi tuntutan mahasiswa akan tetap dikawal meskipun Sabtu (24/8/2024), sebagian anggota DPRD Kota Malang akan diisi oleh anggota baru untuk bertugas selama periode 2024-2029. Bahkan  seluruh fraksi juga turut bersepakat.

“Kami besok demisioner, lalu selang beberapa menit sebagian akan dilantik lagi. Mari kita kawal, tanggal 27 Agustus sudah pendaftaran di hari Selasa. Kalau Minggu dan Senin ternyata ada perubahan, ayo kita bergerak bersama,” jelas Made.

Made mengatakan, sebenarnya dukungan terhadap tuntutan mahasiswa sudah akan dilakukan sejak ribuan mahasiswa datang di depan kantor dewan untuk melakukan aksi. Ia pun sempat turun ke jalan bersama jajaran pimpinan dewan berniat untuk turut berorasi.

“Kami keluar terlebih dahulu sebenarnya. Kami juga ingin berorasi untuk mendukung tuntutan dari massa. Tapi massa tidak satu. Ada yang meminta sebagian orasi di depan dan ada sebagian ingin masuk semua,” ujar Made.

Atas hal tersebut, dirinya bersama jajaran pimpinan memutuskan untuk kembali masuk ke kantor dewan dan menunggu perkembangan lebih lanjut. Sebab, ada sebagian massa aksi yang meminta agar seluruh demonstran diperbolehkan masuk ke dalam kantor dewan.

“Tidak mungkin gedung ini bisa menampung ribuan massa. Pasti ada kerusakan fasilitas. Kami minta 50 tidak mau. Akhirnya kami masuk,” kata Made.

Pantauan di lokasi, hal tersebut ternyata tidak membuat massa aksi menyerah. Setelah sempat tak menemukan titik terang dalam dialog singkat, massa masih bertahan untuk berorasi di depan kantor dewan.

Bahkan, massa sempat ricuh saat memaksa masuk ke dalam kantor dewan. Kericuhan tersebut mengakibatkan pintu gerbang kantor dewan roboh. Namun, massa yang berusaha masuk masih dapat dibendung oleh kendaraan rantis berbentuk barrier milik aparat kepolisian.

Namun, kericuhan berhasil diredam. Massa aksi pun akhirnya dapat masuk ke halaman Kantor DPRD Kota Malang. Made mengatakan, pihaknya juga telah menerima berkas yang berisi tuntutan dari para mahasiswa.

“Akan segera kita fax ke DPR RI, ada tanda terima dan akan kita tembuskan ke semua fraksi, untuk kita tembuskan ke semua korlap,” pungkas Made.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *