Dua Generasi Satu Panggung. Pameran Bersama Ayah dan Anak Hidupkan Nilai Keluarga

Berita, Budaya, Sosial25 Dilihat

TRETAN.News — Galeri Merah Putih Surabaya menjadi saksi hadirnya peristiwa seni yang jarang terlihat, yakni pamer lukisan bersama antara ayah dan anak.

Adalah I Ketut Gede Susila Widiastra dan putranya, I Made Daniswara Kenzie Satwika, ayah dan putranya berbagi panggung pameran dalam satu ruang di Galeri Merah Putih, Balai Pemuda Surabaya tanggal 6 hingga 11 Desember 2025.

Momen ini membawa semangat dua generasi melalui karya yang lahir dari pengalaman hidup serta kedekatan mereka dengan dunia seni dan budaya.

Peristiwa ini bukan hanya sekadar pameran, tetapi juga gambaran bagaimana seni dapat menjadi ruang perjumpaan keluarga.

Ketut menegaskan bahwa pendampingan terhadap anak bukanlah proyek sesaat, tetapi perjalanan penuh cinta.

‎“Ini lebih dari peragaan karya seni. Ini tentang bagaimana orang tua memberikan ruang ekspresi dan dukungan bagi kreativitas anaknya,” ujar bapak dua anak tersebut.

Ketut lebih akrab dipanggil Putut, menghadirkan karya “Radio”, lukisan realis yang mengangkat tema kesederhanaan hidup masyarakat desa.

‎Dalam ruang gelap yang diterangi sinar matahari masuk dari sela-sela atap, sekelompok orang berkumpul mengelilingi radio tua. Ekspresi mereka hangat, penuh tawa dan keterhubungan sosial.

‎Detail sepeda, lentera minyak, keranjang bambu, dan pakaian keseharian merekam atmosfer yang semakin jarang kita temui.

‎Putut menekankan kritik sosial halus, bahwa teknologi hari ini justru memisahkan manusia dari percakapan nyata. “Radio” menjadi nostalgia sekaligus pengingat nilai kebersamaan.

Kenzi Mengolah Tradisi
‎Sementara itu, Kenzi membawa tema berbeda. Lukisannya berjudul “Legong” menampilkan penari tradisional Bali yang anggun dengan latar barong.

Komposisi dramatis, gestur tangan yang simetris, dan detail busana yang rumit memperlihatkan kedewasaan artistik yang jarang dimiliki perupa seusianya.

‎Pilihan warna emas, merah, dan putih menghidupkan suasana ritual. Kenzie menunjukkan bahwa anak muda pun mampu menjadi penjaga tradisi.

Kolaborasi Ajarkan Nilai
‎Pameran ini memperlihatkan bahwa seni bukan sekadar objek visual melainkan medium pendidikan karakter. Tempat orang tua dan anak bisa saling bertumbuh melalui dialog kreatif.

‎Melihat Putut dan Kenzi berkarya bersama mengingatkan kita bahwa warisan budaya akan tetap hidup ketika keluarga ikut menjadi penjaga.

‎Reporter
Rokimdakas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *