Gunung Semeru Erupsi, Awan Panas Meluncur dan Warga Terdampak Mengungsi

Berita, Peristiwa42 Dilihat

Lumajang, tretan.news — Gunung Semeru kembali erupsi pada Rabu (19/11/2025) sekitar pukul 16.00 WIB, dengan kolom abu vulkanik mencapai sekitar 2.000 meter di atas puncak.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa erupsi disertai lontaran material dan peningkatan aktivitas awan panas guguran.

Rekaman pemantauan BPBD Lumajang menunjukkan awan panas meluncur dari arah kawah. Aktivitas vulkanik kemudian meningkat cepat hingga pukul 16.18 WIB, sebelum dikonfirmasi sebagai erupsi signifikan oleh Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru.

Pelaksana tugas BPBD Lumajang, Isnugroho, membenarkan adanya peningkatan aktivitas sejak pagi, namun situasi memburuk dalam waktu singkat.

“Benar, Semeru naik ke status Awas. Aktivitasnya meningkat cepat dan jarak pandang sangat terbatas. Kami masih melakukan pemantauan dan evakuasi warga di wilayah Kamar Kajang,” ujarnya melalui sambungan telepon.

Dampak erupsi segera terasa pada jalur Candipuro–Pronojiwo. Akses menuju area Jembatan Gladak Perak kembali terganggu akibat kabut tebal, hujan, dan petir yang membuat rute tidak aman dilalui.

Petugas di lapangan melaporkan bahwa sebagian besar jalur menuju titik observasi di lereng gunung sementara waktu ditutup demi keselamatan.

Warga Dusun Kajar Kuning termasuk yang pertama kali menyaksikan kepulan asap pekat dari arah puncak.

Seorang warga menceritakan momen ketika awan panas mulai terlihat.

“Begitu asap terlihat, kami langsung turun. Satu keluarga saya bawa ke desa, warga lain juga banyak yang menyelamatkan diri,” ujarnya dari Balai Desa Penanggal.

Sekretaris Desa Penanggal, Amin, membenarkan bahwa balai desa telah disiapkan sejak siang sebagai tempat pengungsian.

“Warga dari Gunung Sawur dan hunian sementara sudah mulai berdatangan. Kami menyiapkan lokasi pengungsian sambil menunggu arahan BPBD,” kata Amin.

Berdasarkan informasi PVMBG, erupsi Semeru kali ini diperkuat oleh kondisi puncak yang sedang mengalami penumpukan material vulkanik. Hujan intensitas tinggi di area kawah turut memicu instabilitas lereng dan peningkatan potensi awan panas.

Relawan di PPGA Semeru menyebutkan bahwa visual awan panas yang terekam kali ini tampak lebih pekat dibandingkan aktivitas beberapa pekan sebelumnya, yang menandakan pelepasan energi dalam jumlah besar.

Hingga laporan ini diterbitkan, BPBD Lumajang bersama TNI–Polri, relawan, dan perangkat desa masih melakukan pemantauan situasi serta evakuasi warga yang tinggal di wilayah rawan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *