SAMPANG, Tretan.News – Suasana Pasar Srimangunan, Kabupaten Sampang, yang biasanya ramai oleh suara tawar-menawar, kini diwarnai keluhan dari pedagang dan pembeli. Bukan karena harga bahan pokok melonjak, melainkan kondisi bangunan pasar yang kian memprihatinkan.
Di beberapa blok pasar, tampak atap seng dan genteng bergeser, plafon mengelupas, hingga air hujan yang menetes deras ke los penjual.
Saat musim hujan tiba, genangan air bercampur lumpur membuat lantai licin dan becek, bahkan menimbulkan aroma tak sedap dari tumpukan sampah di sudut pasar.
“Kalau hujan deras, kami bukan sibuk layani pembeli, tapi sibuk cari tempat yang tidak bocor,” ujar salah satu penjual ikan yang sudah belasan tahun berjualan di pasar tersebut, Senin (10/11/2025).
Ia mengaku sering merugi karena dagangannya basah akibat air hujan yang menetes dari atap rusak.
“Ikan-ikan saya basah kena air kotor, kadang pelanggan takut beli. Kalau begini terus, kami bisa rugi besar,” keluhnya.
Keluhan serupa juga datang dari warga Desa Tanggumong yang rutin berbelanja di pasar itu setiap pekan. Menurutnya, kondisi bangunan pasar sudah tak layak.
“Saya kadang males ke sini. Bau, becek, atap bocor di mana-mana. Kalau pagi masih mending, tapi kalau sudah siang dan hujan, airnya meluber sampai ke depan toko,” ungkapnya.
Para pedagang berharap pemerintah tidak menunda-nunda perbaikan. Sebab, jika kondisi pasar terus dibiarkan, mereka khawatir pembeli akan enggan datang, dan aktivitas ekonomi bisa lumpuh.
“Pasar ini sumber kehidupan kami. Kalau rusak begini, siapa yang mau belanja?” kata Mak Rohani lirih sambil menatap losnya yang bocor di setiap sudut.
Pantauan di lokasi, sejumlah titik di blok barat pasar tampak mengalami kerusakan parah. Beberapa bagian besi penyangga plafon mulai berkarat, sementara tembok dinding retak di beberapa sisi. Kondisi itu tak hanya membuat tidak nyaman, tapi juga mengancam keselamatan pedagang.
Menanggapi hal itu, Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Sampang, Qori, membenarkan bahwa bangunan pasar memang membutuhkan perbaikan segera.
“Kami sudah menerima laporan dari petugas lapangan. Saat ini tim kami sedang melakukan peninjauan ulang untuk menentukan bagian mana yang paling mendesak diperbaiki,” katanya saat dikonfirmasi.
Qori menyebutkan, anggaran perbaikan sudah masuk dalam usulan program revitalisasi pasar untuk tahun 2026. Namun, ia mengakui bahwa proses penganggaran memerlukan waktu dan tahapan administratif.
“Kita tetap upayakan penanganan darurat untuk titik yang paling parah, sambil menunggu proses anggaran tahun depan,” tambahnya.
Kini, sorotan publik tertuju pada langkah nyata Pemkab Sampang dalam menangani kondisi pasar tradisional yang menjadi urat nadi ekonomi rakyat kecil itu. Sebab, janji tanpa tindakan hanya akan membuat atap terus menetes dan kepercayaan masyarakat ikut bocor.







