Santri Zaman Now Harus Lawan “Penjajahan” HP, Pesan Ketua DPRD Pasuruan di Peringatan Hari Santri NU Kejapanan

Berita, Religi, Sosial166 Dilihat

PASURUAN, tretan.news – Ratusan jamaah memadati halaman Gg Harum Manis, RT 01 RW 26, Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Minggu malam (9/11/2025).

Mereka menghadiri Pengajian Umum yang digelar Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Kejapanan 1 dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional sekaligus menyalurkan santunan bagi anak yatim dan dhuafa.

Acara yang berlangsung khidmat ini turut dihadiri Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan H. Samsul Hidayat, jajaran Forkopimcam Gempol, Pemerintah Desa Kejapanan, serta penceramah kondang KH. Marzuki Mustamar dari Malang.

Dalam sambutannya, H. Samsul Hidayat mengapresiasi langkah pengurus Ranting NU Kejapanan yang konsisten memperkuat nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan di tengah masyarakat.

Ia mengajak para santri untuk terus menyesuaikan semangat perjuangan dengan tantangan zaman modern.

“Kalau dulu santri berjuang melawan penjajah, sekarang santri harus melawan ‘penjajahan’ modern, yaitu handphone. Setiap saat kita memegang HP, bahkan lebih sering daripada memegang kitab,” ujarnya di hadapan jamaah.

Ia juga mengingatkan agar santri tidak hanya mengandalkan pembelajaran agama melalui dunia digital tanpa bimbingan guru.

“Kalau dulu santri mengaji kitab kepada kiai, sekarang banyak yang mengaji lewat Google. Ini sangat berbahaya jika tidak disertai pemahaman dan bimbingan yang benar,” tambahnya.

Selain pengajian, acara turut dimeriahkan penampilan Hadroh Nahdlotus Shibyan yang menambah suasana religius. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) Gempol dan Pemerintah Desa Kejapanan.

Terakhir, H. Samsul Hidayat berharap perhatian pemerintah terhadap dunia pesantren semakin meningkat, salah satunya melalui pembentukan Dewan Santri sebagai wadah aspirasi dan penguatan peran santri dalam pembangunan bangsa.

Peringatan Hari Santri yang bertepatan dengan Hari Pahlawan ini menjadi momentum refleksi atas semangat resolusi jihad yang dikobarkan para ulama dan santri pada 22 Oktober 1945 semangat yang kini dihidupkan kembali oleh para santri di era digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *