Ainul Makin, Ketua Laskar Tretan Perjuangan DPC Surabaya : Sumpah Pemuda Kini Hanya Seremonial Tanpa Makna

Artikel, Berita40 Dilihat

SURABAYA, tretan.news – Ainul Makin, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Laskar Tretan Perjuangan Surabaya, menyoroti peringatan Sumpah Pemuda yang dinilai hanya sebatas seremonial tanpa implementasi nyata.

Menurutnya, semangat persatuan yang menjadi roh Sumpah Pemuda 1928 kini mulai pudar di tengah generasi muda.

Sumpah Pemuda merupakan ikrar bersejarah yang disampaikan pada Kongres Pemuda II tanggal 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta).

Kongres dihadiri para pemuda dari berbagai daerah dan suku di Indonesia dengan tujuan memperkuat ikatan persatuan di tengah perbedaan budaya dan bahasa.

Sebelum kongres ditutup, lagu “Indonesia Raya” karya Wage Rudolf Soepratman diperdengarkan melalui biola dan disambut antusias peserta.

Selanjutnya, sebuah naskah yang dirumuskan Mohammad Yamin dibacakan Soegondo Djojopoespito, yang berisi tiga poin: satu tanah air Indonesia, satu bangsa Indonesia, dan menjunjung satu bahasa persatuan bahasa Indonesia.

Ainul Makin menilai, pada era milenial saat ini, rasa nasionalisme generasi muda mulai tergerus dan terkikis. Berbagai perilaku yang tidak mencerminkan nilai-nilai Sumpah Pemuda kerap terlihat di media massa dan media sosial.

“Sumpah Pemuda tidak semarak Peringatan Hari Kemerdekaan. Hal ini menyebabkan seluruh lapisan masyarakat, khususnya kaum pemuda, sangat kurang bahkan tidak antusias dalam memperingati dan memaknai Sumpah Pemuda,” ujar Ainul Makin.

Ia menambahkan, di era milenial seperti sekarang, terlalu banyak generasi muda yang rasa nasionalismenya tergerus karena pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi.

Menurutnya, pemuda dan pemudi sebagai generasi bangsa sejatinya memiliki peran sangat penting dalam mengakselerasikan kemerdekaan yang sesungguhnya.

“Terjajah atau merdeka suatu bangsa dan negara tergantung dari para pemuda dan pemudinya, karena masa depan bangsa dan negara ada di pundak mereka,” tegasnya.

Ainul Makin menegaskan, Sumpah Pemuda merupakan manifestasi dari kepeloporan dan kepedulian untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa menjadi bangsa yang mandiri.

Keberhasilan generasi terdahulu dalam menyatukan hati dan pikiran segenap anak bangsa harus diteruskan generasi sekarang.

“Semangat Sumpah Pemuda harus terus terjaga dalam hati setiap generasi muda. Kebhinekaan bukanlah perbedaan yang memisahkan, melainkan persatuan yang harus dijaga dan dipertahankan,” jelasnya.

Aktivis Muda menyoroti peringatan Hari Sumpah Pemuda yang dimaknai hanya sebatas seremonial tanpa pengabdian nyata pada bangsa dan negara.

“Semestinya dijadikan ajang untuk mengembalikan dan membentuk karakter kepribadian anak bangsa yang hampir pupus, dengan mengevaluasi dan membangkitkan semangat pemuda dan pemudi sebagai generasi penerus bangsa,” ungkapnya.

Ainul Makin berharap, dengan menghadirkan nilai-nilai patriotisme dan kecintaan terhadap tanah air, generasi muda dapat menjadi pribadi yang tangguh, jujur, dan bertanggung jawab.

“Kebangkitan bangsa dan negara ada di tangan pemuda dan pemudi. Dibutuhkan sinergitas dari semua lapisan masyarakat, dan yang terpenting adalah adanya kesadaran kolektif dalam berbangsa dan bernegara,” pungkasnya.

Ia menegaskan, Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 harus menjadi momentum untuk melakukan refleksi sejarah para pemuda di tahun 1928. Persatuan dan kesatuan adalah fondasi bangsa, dan pemuda adalah kekuatan untuk mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *