Jenazah Korban Runtuhnya Musholla Al-Khoziny Asal Kedungdung Tiba di Rumah Duka Disambut Isak Tangis

Berita, Daerah112 Dilihat

SAMPANG, Tretan.News – Suasana duka menyelimuti Dusun Burni Oloh, Desa Pajeruan, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, pada Rabu (8/10/2025) pagi.

Jenazah Lora Syafiuddin bin KH Yazidul Arifin, salah satu korban meninggal dunia dalam tragedi runtuhnya Musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, tiba di rumah duka dengan pengawalan langsung dari Polsek Kedungdung.

 

Sejak rombongan pembawa jenazah tiba, suara tangis keluarga dan para santri pecah di sepanjang jalan menuju kediaman almarhum. Puluhan warga, tokoh agama, dan sahabat turut hadir menyambut kedatangan jenazah untuk memberikan penghormatan terakhir.

Menurut penuturan Lora Khoirul Fata, sahabat dekat sekaligus rekan seperjuangan almarhum, suasana duka sudah terasa sejak perjalanan dari lokasi kejadian menuju rumah duka.

“Kami berangkat pagi-pagi sekali dengan pengawalan dari pihak kepolisian. Di sepanjang perjalanan suasananya sangat hening, hanya terdengar isak tangis dari keluarga dan santri yang tidak percaya beliau telah tiada,” tutur Lora Khoirul Fatta dengan nada lirih.

Ia menambahkan, setibanya di rumah duka, masyarakat langsung memadati halaman rumah untuk menyambut kedatangan jenazah.

“Begitu mobil jenazah tiba, semua orang menangis. Banyak yang tidak kuasa menahan air mata karena almarhum dikenal sangat baik, sopan, dan rendah hati. Beliau juga sosok yang dekat dengan masyarakat dan santri-santri di pesantren,” ujarnya.

Lora Khoirul Fatta juga menceritakan bahwa almarhum Lora Syafiuddin semasa hidupnya dikenal sebagai pribadi yang dermawan dan penuh kasih terhadap sesama.

“Beliau selalu menekankan pentingnya sabar, tawakal, dan menjaga silaturahmi. Kalau ada warga yang kesulitan, beliau yang pertama datang membantu. Sosok seperti beliau sangat langka,” ungkapnya penuh haru.

Setelah disholatkan, jenazah Lora Syafiuddin langsung dimakamkan di tempat pemakaman umum yang tidak jauh dari rumah duka. Prosesi pemakaman berlangsung khidmat dan penuh doa.

“Kami ikhlas, tapi kehilangan ini sungguh berat. Semoga Allah menempatkan beliau di tempat terbaik dan memberikan ketabahan bagi keluarga yang ditinggalkan,” tambah Lora Khoirul Fatta.

Sementara itu, masyarakat bersama santri terus menggelar tahlil dan doa bersama sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada almarhum.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *